Totabuanews.com, Bolmut – Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh, bahwa kurikulum baru pada 2013 turut mengubah sistem pendidikan sekolah tingkat menengah atas. Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bolmut Fatsoen Bata enggan berkomentar dan bahkan belum tahu.
“Saya belum bisa berkomentar lebih soal rencana ini, karena belum ada kepastiannya apakah akan jadi diberlakukan atau tidak,” kata Fatsoen. kepada TotabuaNews, Rabu (12/12/12).
Lebih lanjut dikatakannya, Informasi tentang penghapusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa hingga saat ini belum final. Bahkan kata Fatsoen, rencana penghapusan tiga mata pelajaran jurusan itu, baru sebatas sosialisasi.
“Saat ini saja baru pada Sosialisasi tentang kurikulum baru, tapi yang saya tau itu keputusannya belum final,” tambahnya.
Selain itu, dirinya mengaku tidak mau berkomentar banyak soal ini. Karena takutnya akan berdampak negatif terhadap para siswa yang terbagi dalam tiga jurusan tersebut. Alasannya, jika keputusan ini tetap akan diberlakukan, maka kami pun mau tidak mau harus menerapkannya, tapi saat ini saya tidak mau mengomentarinya karena dampak tidak baik bagi siswa.
Diketahui, beberapa waktu lalu Mendikbud M Nuh menyatakan, dengan kurikulum baru ini, para siswa akan dibebaskan memilih pelajaran yang disukai.
Menurut Nuh, pendidikan di sekolah lebih baik tidak ada spesialisasi. Alasannya, fakta di lapangan untuk mencari kerja atau meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya tidak ada syarat berasal dari lulusan IPA, IPS, maupun Bahasa.
“Anak IPS bisa masuk teknik, anak IPA bisa masuk ekonomi, asal lulus ujian masuk,” kata Nuh.
Untuk mengambil jurusan menurut mentri, kadang menimbulkan bentuk diskriminasi. Ia menuturkan ada stigma khusus untuk jurusan tertentu yang menimbulkan kemudahan atau hambatan bagi jurusan lain. Misalnya, untuk anak lulusan IPA dianggap lebih pintar dan bisa masuk ke semua jurusan, sedangkan IPS dan Bahasa dianggap tidak mampu.
Dengan kurikulum baru ini, Nuh yakin tidak khawatir ada mata pelajaran yang kosong karena pelajar bisa memilih sesuai yang diminati.
“Banyak siswa yang ambil mata pelajaran x, tapi sedikit yang ambil mata pelajaran y, itu terserah,” kata Nuh. Namun, ia tetap meyakinkan ada mata pelajaran wajib yang masih harus diambil setiap pelajar SMA dan sederajat.
Kurikulum baru akan mulai diperlakukan tahun ajaran baru 2013/2014. Beberapa mata pelajaran dilebur dengan yang lain, dibuat lebih integrasi dan holistik. Untuk mata pelajaran SD yang semula 10 menjadi 6, sedangkan SMP dari 12 menjadi 10. Di lain pihak, pelajar SMA dibebaskan memilih pelajaran yang disukai. Metode pengajaran dibuat untuk merangsang keaktifan siswa. Diharapkan kurikulum pendidikan baru ini dapat menjawab tantangan zaman. (Eky/hsd)