Totabuanews.com, Bali – Adopsi teknologi informasi (TI) di Indonesia memang masih kalah dari Singapura. Namun hal itu justru memberi isyarat bahwa pasar TI di Tanah Air masih sangat ‘seksi’ untuk dieksplorasi.
Menurut Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad S. Sofwan, belanja TI di Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan mencapai USD 15 miliar, atau tumbuh sekitar 15% dibandingkan tahun 2011.
Sementara negara tetangga kita yang sama-sama masuk dalam kategori emerging market, seperti Malaysia diprediksi cuma menghabiskan USD 8,8, Vietnam USD 4,9 miliar, sedangkan Thailand USD 10,4 miliar.
“Ini membuktikan bahwa IT market di Indonesia potensinya begitu menarik,” ujarnya, di sela media gathering Fujitsu yang berlangsung di Nusa Dua Bali, 6-8 Desember 2012.
Jika dijabarkan lebih lanjut, untuk belanja TI Indonesia, pertumbuhan tertinggi berasal dari segmen client system dengan growth 31,8%, IT services 25,1%, package software 7,8%, serta storage 7,5%.
Khusus penetrasi IT services, dari sisi pertumbuhan memang tumbuh lumayan tinggi, namun tetap saja tingkat adopsinya masih kecil.
“Tapi meski adopsi kita masih kecil untuk IT services, tetapi justru menyimpan peluang yang sangat besar untuk digarap,” lanjut Achmad.
Salah satu contoh yang ia jabarkan adalah soal pelayanan pajak. Di Singapura, layanan pembayaran pajak online itu sudah dijalankan beberapa tahun lalu. Sementara di Indonesia masih sebatas rencana.
“Tapi di kita lagi mau catching up (mengejar ketinggalan). Ini cuma salah satu contoh potensi peluang yang ada,” tukasnya.
Jika infrastruktur di Indonesia sudah banyak yang melek TI, investor pun diyakini akan lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya di Tanah Air ketimbang dengan negara dengan tingkat adopsi TI yang rendah.
“Sebab bisnis juga menuntut value dari IT, tidak cuma soal spending (menghabiskan biaya). Namun juga dinantikan bisa memberi output dan solusi apa?” Achmad menandaskan.
Indonesia 10%, Singapura 40%
Gavin Selkirk, Regional CEO Fujitsu Asia mengklaim, perusahaan yang ia perkuatnya itu merupakan penyedia layanan TI terbesar di Asia. Sementara untuk global masih di urutan ke-3, di bawah IBM dan Hewlett-Packard (HP).
Adapun Fujitsu Indonesia memberi kontribusi yang cukup lumayan, 10% dari sisi revenue untuk kawasan Asia Tenggara. Jauh dengan Singapura, dengan kontribusi 40%.
Pun demikian, selama 2006-2011 ini, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan Fujitsu di Indonesia mencapai 19,2%, melampaui rata-rata pertumbuhan tahunan industri TI nasional di angka 12,9% pada periode yang sama.
Sementara hingga akhir tahun 2012 ini, Fujitsu memperkirakan bisa tumbuh 25% dibandingkan tahun lalu, atau lebih tinggi daripada pertumbuhan industri yang diproyeksikan mencapai 16,9% tahun ini.
“Kami berhasil melampaui tingkat pertumbuhan industri tersebut setelah seluruh lini bisnis kami mencatatkan kinerja yang kuat. Pencapaian ini menjadi pondasi yang kokoh untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi selama 2013,” tandas Achmad.
(ash/ash/viva)