Totabuanews.com, Boltim – Proyek pengaspalan jalan kantor Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), yang dikerjakan PT Nusantara Sejatera Bersama (NSB), mendapat teguran keras dari Bupati Sehan Landjar.
Pasalnya, proyek yang berbanrol Rp 8,2 miliyar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Boltim tahun anggaran 2012, tersebut terkesan dikerjakan asal jadi.
Tak pelak, Landjar pun langsung memperingatkan para pekerja agar melakukan pekerjaan dengan baik. Eyang sapaan akrab Bupati Boltim tersebut mendapati pekerja proyek nyaris saja melakukan pengaspalan jalan padahal material yang ada belum digredel dengan benar. “Lihat saja itu, hanya dilalui finisher sudah terbongkar lagi. Kalau saya tidak dapati mereka sudah lakukan pengaspalan,” ungkap Landjar dengan nada kesal.
Lanjut Landjar mengatakan, pihaknya sangat mengetahui cara kerja pembuatan jalan karena dirinya mengaku puluhan tahun pernah sebagai operator alat berat. “Seharusnya pengawas malu kalau dapat teguran. Kalian dilapangan asal kerja kalau saya dapati lagi saya sanksi kalian,” tegas Sehan kepada pengawas lapangan, sambil menuju ke beberapa titik jalan yang dikerjakan asal jadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Boltim, Minderd Mawu, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan pihaknya mengatakan pekerjaan proyek tersebut masih dalam pengerjaan kontraktor lama.
“Mereka telah memberikan jaminan 15 persen atau sekitar Rp 1,2 M sehingga diberi kesempatan hingga 31 Januari,” jelas Mawu.
Lanjut Mawu menjelaskan angka 15 persen adalah angka pekerjaan yang tidak selesai dikerjakan saat habis masa kontrak. Pihaknya telah memberikan sanksi denda setiap hari berkisaran Rp 1,2 juta sejak berakhirnya masa kontrak. Terkait pengembalian dana sebesar Rp 400 juta katanya dana tersebut adalah menjadi Sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) dari anggaran tersebut yang tidak terpakai.
“Jika mereka tidak kerjakan itu sampai selesai maka dana peliharaan dan jamin tidak akan diserahkan. Sehingga pengerjaan akan ditenderkan kembali menggunakan dana tersebut. Dan mereka akan diblacklist. Tapi saya yakin mereka tidak mau ambil resiko itu sebab tidak lama lagi pekerjaan akan selesai,” terang Mawu. (edmon)