Sejak zaman dahulu orang Mongondow telah mengenal jenis-jenis sastra yang diuapkan pada upacara atau acara tertentu. Sejak dikenalnya guman (Peminangan) dalam pernikahan, para guhanga atau penguasa adat, pada acara itu menggunakan bahasa sastra yang halus, bersanjak dan mengandung bahasa kiasan.
Untuk menasihati pengantin juga digunakan bentuk-bentuk sastra bersanjak yang berisi petuah dan petunjuk dalam menjalankan kehudupan rumah tangga baru.
Beberapa jenis sastra penting yang ditemui dikalangan orang Mongondow di Bolaang mongondow antara lain:
Mosalamat – salamat adalah jenis sajak yang diucapkan pada upacara tertentu, misalnya pada acara pernikahan atau sesuatu pesta sukacita lain-lain. Bentuk sastra ini disebut Bernat Ginupit sebagai pengaruh Islam, tepatnya melayu. Salamat biasa berisi harapan, doa, nasehat dan ada pula yang bersifat humor.
Contoh:
“salamat kon pinopo ande kon payoi
Bungainya nosimpu-simpungoi
A dungu’on sin undam in gogoi
Na’a bo kamunda aindon notuoi
Nobali’don notonibuloi
Yo poigumon Doa mobiag mononoi
Moyayu’ I rogenggeng bo ropatoi
Bo rijiki mo anto’I metampoi
Tabe’ takin salamat”.
Artinya :
Salam yang diandalkan pada padi
Buahnya berbulir-bulir
Ditanak pengobat lapar
Kini kamu berdua telah jadi
Pernikahan telah dilaksanakan
Minta doa umur panjang
Jauh dari silang sengketa
Rejeki banyak yang didapat
Tabik bersama salam
Laporan Fahmi Damogalad