Pernikahan Dini di Bolsel Meningkat

0
205

diniTOTABUANEWS.COM, Molibagu – Akibat maraknya pergaulan bebas dikalangan para remaja yang terjadi belakangan ini, berimbas pada meningkatnya pernikahan diusia dini.

Hal tersebut berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Bolmong Selatan (Bolsel). Dimana menyebutkan, bahwa pernikahan pada usia dini di Bolsel masih sangat tinggi. Buktinya, per tahun jumlah Pasangan Suami Istri (Pasutri) yang berada dibawah umur 20 tahun justru terus mengalami peningkatan.

Pada 2011 jumlah Pasutri di bawah 20 tahun sebanyak 419 pasangan. Jika dibandingkan dengan Pasutri 2012, terjadi peningkatan sebanyak 479 pasangan atau 0,52 persen.

Kepala Kantor KBPP Suhartini Damo, saat dikonfirmasi belum lama ini, mengaku cukup prihatin dengan masih tingginya angka pernikahan pada usia dini di Bolsel. Menurutnya, pernikahan usia dini memiliki dampak kurang baik terutama bagi perempuan, baik secara fisik maupun spikis. “Perempuan yang mengalami hamil di bawa usia 20 tahun cukup berisiko. Sebab, asupan nutrisi makanan tidak cukup karena harus dibagi dengan janin yang dikandungnya. Maka pertumbuhan janin maupun ibu akan terganggu,” terang Damo. Ditambahkannya, usia antara 0 sampai 20 tahun adalah masa pertumbuhan fisik perempuan. Sementara untuk laki-laki sekitar usia 25 tahun. Sehingga, usia yang ideal bagi perempuan untuk memulai masa kehamilannya ketika usianya sudah menginjak 20 tahun atau masa berhentinya pertumbuhan fisik. “Pada usia tersebut, kondisi rahimnya relatif siap untuk mengandung dan melahirkan anak. Jadi dari segi kesehatan, usia sehat untuk melangsungkan pernikahan dan kehamilan minimal 20 tahun. Paling sehat antara usia 20 hingga 35 tahun dan jarak ideal antara satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya sekitar 4 sampai 5 tahun, agar kondisi rahim stabil,” jelasnya.

Lanjutnya, untuk mengurangi berbagai resiko kesehatan yang tidak diinginkan, dianjurkan bagi mereka yang sudah terlanjur menikah di bawa usia 20 tahun, agar bisa melakukan penundaan kehamilan untuk melahirkan anak pertama. “Solusinya,dengan cara mengikuti program KB sederhana seperti pemakaian kondom, suntik hormon, maupun sistem kalender. Salah satu faktor meningkatnya jumlah pernikahan dini diantaranya, tingkat pendidikan dan faktor ekonomi,” punkasnya. (chandra/win)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.