TOTABUANEWS.COM, Kotamobagu – Sejumlah pegawai Kementian Agama (Kemenag) Kota Kotamobagu (KK), mengeluh terkait gaji mereka. Pasalnya, oknum bendahara diduga kuat menggelapkan angsuran pinjaman yang seharusnya di setor ke Bank.
Sejumlah PNS di Kemenag Kotamobagu mengeluh saat bersua dengan wartawan harian ini Selasa (03/09/13). Belakangan baru terkuak, kalau oknum bendahara Sekjen Kemenag inisial WP, diduga menggelapkan uang cicilan mereka ke salah satu Bank. Diceritakan, beberapa PNS di instansi vertikal ini, mereka punya pinjaman di salah satu Bank, dan harus mengembalikan dengan cara mengansur setiap bulannya. Dan biasanya, oknum bendahara ini yang memotong langsung dari gaji mereka per bulan dan menyetorkan ke Bank sesuai besaran angsuran pinjaman.
“Kami merasa aneh, tiba-tiba ada pegawai Bank datang menagih agsuran keredit. Padahal, yang kami tau bendahara sudah memotong ansuran kredit dari gaji kami. Dan pihak Bank mengatakan tidak setoran kredit kami yang masuk,” ungkap salah satu PNS perempuan sambil meminta namanya tidak dikorankan.
Menurut penuturan PNS lain, tak hanya mereka yang mengalami nasib sial, karena teman-teman guru sertifikasi Kemenang juga mengalami hal yang sama. Saat akan mencairkan tunjangan sertifikasi, oleh pihak Bank langsung memotong angsuran kredit mereka dari tunjangan sertifikasi. Dengan alasan angsuran kredit belum dibayar oleh oknum bendahara tadi. “Sedang tunjangan sertifikasi guru yang ba pinjam di Bank dorang ada potong,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Kantor Kemenag KK Drs H Suleman M Pd, saat dikonfirasi mengelak laporan anak buahnya kepada media ini. Sebab, menurutnya potongan-potongan gaji PNS yang ada angsuran di Bank, langsung disetorkan bendahara ke rekening penampungan. “Saya rasa tidak seperti itu. Karena mekanismenya kami telah menyiapkan rekening penampung. Rekening itu untuk menampung potongan-potongan angsuran kredit pegawai ke Bank. Kemudian oleh bendahara menyetornya ke Bank,” ungkapnya.
Bahkan, sudah dibuat semacam MoU antara pegawai dan bendahara. Kalaupun ada keterlambatan pembayaran disebabkan masalah teknis saja. “Intinya kami maupun bendahara tidak ada uang cash, semuanya di rekening,” jelasnya.
Dirinya mengatakan, selama ini tidak pernah ada keluhan dari pegawai adanya kejadian tersebut. “Sampai saat ini masih aman-aman, gak ada apa-apa. Tidak ada keluhan dari pegawai,” tandasnya. Belum diketahui berapa PNS Kemenag yang mengalami nasib demikian, tapi diduga yang menjadi korban adalah PNS di kantor Kemenang dan guru-guru Agama.(konni)