TOTABUANEWS.COM, Molibagu – Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPP & PA) Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) menunjukkan bahwa pernikahan usia dini di Kabupaten Bolsel masih terus mengalami peningkatan.
Dari data yang diperoleh beragam kenaikan angka pernikahan dini mulai nampak terlihat selang beberapa tahun terakhir ini, “Memang mengalami peningkatan untuk pernikahan dini,” kata Suhartini Damo kepala kantor BPP dan PA Bolsel.
Dikatakanya bahwa data yang terhimpun melalui BPPPA Bolsel, Pasangan suami isteri (Pasutri) yang menikah dibawah 20 tahun bukanya mengalami pengurangan melainkan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Terbukti dari tahun 2012 jumlah Pasutri dibawah 20 tahun sebanyak 419 pasangan, sementara untuk tahun 2013 mengalami peningkatan hingga mencapai 479 pasangan sehingga mengalami peningkatan sebanyak 0,52 % (persen).
Kepala BPP & PA Bolssel Suhartini Damo mengaku cukup prihatin dengan masih tingginya angka pernikahan usia dini di Kabupaten Bolsel. Menurutnya, pernikahan usia dini memiliki dampak kurang bagus, terutama bagi pasangan perempuan, baik secara fisik maupun psikis, “Perempuan yang mengalami hamil di bawah usia 20 tahun cukup berisiko. Di antaranya asupan nutrisi makanan tidak penuh karena mesti dibagi dengan janin yang dikandungnya. Maka pertumbuhan janin maupun ibu akan terganggu,” kata Damo.
Selain itu untuk usia perempuan antara 0 sampai dengan 20 tahun adalah masa pertumbuhan fisik bagi seoranng perempuan, “Usia ideal bagi seorang perempuan untuk mulai hamil yaitu ketika usianya sudah menginjak 20 tahun atau masa berhentinya pertumbuhan fisik,” terang Damo.
Dikatakanya pula dalam perhitungan kelahiran bagi seorang perempuan alangkah baiknya memiliki interval waktu antara anak yang pertama dan kedua selambat-lambatnya 4 tahun sampai dengan 5 tahun, “Itu idealnya jika seorang perempuan ingin melahirkan,” tutur Damo lagi.
Dirinya menambahkan , adapun faktor penyebab masih tingginya Pernikahan usia Senja bawah usia 20 tahun itu antara lain masih rendahnya
tingkat pendidikan, dan pendapatan
ekonomi, ” Rata-rata lama sekolah warga Bolsel itu kan masih sekitar kelas 2 SMP, dan daya beli juga kurang. Jadi memang kesuksesan program KB sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraan keluarga ini memang harus didukung semua pihak,” ujarnya. (Candra)