Aroma Politik Uang Pileg 2014

0
395

konni 2

Oleh: Konni Balamba

MONEY Politic atau praktek Politik Uang dalam usaha meraih kemenangan politik sudah bukan hal yang baru lagi, bahkan sudah bukan hal yang tabu. Aroma dan praktek politik uang dalam pemilu legislatif tahun ini pun bisa dibilang sudah tercium, khususnya di daerah Kotamobagu. Apalagi, jarak waktu Pilwako Kotamobagu dan Pileg tahun ini tidak begitu jauh. Dimana permainan politik uang dalam Pilwako lalu, ternyata telah mendidik masyarakat, untuk bersikap pragmatis, untuk melakukan transaksi ‘jual beli’ suara.

Bahkan, ada isu berhembus pada pileg tahun ini konon kabarnya, salah satu partai telah menyiap dana Rp 1 juta bagi setipa pemilih, asalkan memilih caleg dari partai tersebut, dengan hitungan per paket (DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota)

Jika memang ada indikasi politik uang, apakah politik uang ini memang sudah menjadi budaya dalam permainan politik untuk memperebutkan jabatan dan kuasaan?

Praktek politik uang sangat klasik, dilakukan oleh tim sukses Caleg kaya dan berduit dengan memanfaatkan waktu sedikit mungkin menjelang waktu pencontrengan.Parahnya, politik uang ini, rupanya semakin ampuh saja sebagai sarana mengubah pilihan masyarakat serta memenangkan pertarungan dalam permainan politik.

Waktu di saat praktek Money Politic dilakukan yang biasanya disebut Serangan fajar berjalan sangat transparan, tanpa pengawasan anggota Panwas yang punya mata terbatas. Praktek Politik Uang ini juga hampir-hampir mengubah segalanya, mengubah pilihan masyarakat yang sudah diyakininya untuk dipilih, mengubah tatanan perkiraan perolehan suara dan mengubah mental masyarakat yang semakin mudah memperjualbelikan suaranya.

Bagaimana dengan Nasib Caleg Miskin?, yang tak berduit dan hanya bermodalkan visi-misi dan kepercayaan diri?. Bisa saja, mereka akan dipastikan tersingkir, karena dalam pencalegan hanya mampu membuat sticker dengan distribusi yang terbatas, tidak pernah terjun ke masyarakat sekedar untuk mengenalkan diri, karena tak memiliki uang untuk diberikan ke masyarakat. Sudah takdir barangkali, Anda akan masuk dalam daftar Caleg sekaligus masuk kotak (kalah) dan siap-siap tersingkir sebelum pencontrengan dimulai.

Bagi Caleg Kaya dan berduit mungkin sudah menjadi takdir anda, untuk melenggang menjadi Calon Anggota Legislatif. Karena dengan uang yang dimiliki, bisa membeli suara masyarakat, meraih suara sebanyak-banyaknya dan bisa meraih kemenangan.

Namun, jangan salahkan masyarakat yang hanya mau uangnya saja dan tidak mau memilih Anda. Dan jika tetap harus menerima kekalahan, padahal sudah menghamburkan uang banyak, semoga tidak masuk dalam daftar tunggu menjadi pasien rumah sakit jiwa.

Jika benar politik uang sudah atau hampir menjadi budaya dalam politik kita, bagaimana dengan nasib masa depan bangsa ini, bagaimana dengan kemungkinan munculnya praktek-praktek korupsi baru nantinya, bagaimana dengan janji-janji manis saat kampanye, apakah masih akan dibawa di gedung parlemen? Apakah aspirasi masyarakat masih bisa direalisasikan selama lima tahun mendatang jika Calon Legislatif terlantik masih harus mengembalikan utang? Semoga dimudahkan rejekinya (amien). (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.