Diduga Diskriminasi Guru, Dunia Pendidikan KK Tercoreng

0
224
Lomba Olahraga dan Kesenian Rayakan HUT RI Mulai Digulir
Rukmini Simbala
Rukmini Simbala
Rukmini Simbala

TOTABUANEWS, Kotamobagu – Keinginan pemerintahan Tatong Bara – Jainudin Damopolii (TB-JaDi) meningkatkan mutu pendidikan berbanding terbalik dengan yang terjadi di lapangan. Jangankan ada upaya mewujudkan keinginan tersebut, justru Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diknaspora) sebagai instansi penanggung jawab malah mencoreng dunia pendidikan.

Salah satu kebobrokan dunia pendidikan di Kotamobagu (KK) yang dipraktekkan oleh Diknaspora adalah tindakan diskriminasi terhadap sejumlah guru. Seperti contoh, kasus mutasi guru di SMP 9 Kotamobagu, yang mengakibatkan sejumlah guru kehilangan hak mengajar.

“Saya dipindahkan tiga empat bulan lalu. Tapi di tempat saya dipindahkan, saya tidak bisa mengajar karena guru mata pelajaran seperti saya sudah penuh. Akibatnya jam mengajar saya tidak ada,” keluh salah satu guru korban dugaan praktek diskriminasi Diknaspora.

Setelah ditelusi lebih jauh oleh harian ini, keanehan mutasi guru lebih menjadi. Sekolah tempat asal guru tadi justru kekurangan guru mata pelajaran IPS. “Sejak ada mutasi lalu, guru IPS disini tinggal satu orang, padahal idealnya harusnya dua. Makanya guru-guru disini heran soal mutasi yang terjadi,” ujar salah satu guru SMP 9 Kotamobagu, kemarin.

Tentu kondisi ini sangat bertentangan dengan keinginan pemerintah TB-JaDi agar distribusi guru merata disemua sekolah. “Tidak salah lagi Diknaspora telah mengangkangi keinginan TB-JaDi. Mutasi dilakukan Diknaspora hingga guru kehilangan hak mengajar adalah pelanggaran berat yang telah mencederai dunia pendidikan,” ujar mantan Ketua BEM Stie Widya Dharm, Arman Mokoginta dimintai tanggapannya.

Arman yang juga Wakil Ketua DPD KNPI Kotamobagu ini berharap TB-JaDi segera menyikapi persoalan ini. “TB-JaDi harus bertanggung jawab masalah tersebut. Segera selesaikan jangan lagi ada diskrimasi terhadap hak-hak guru,” pungkasnya.

Kepala Diknaspora Rukmini Simbala melalui Moh Aljufri Ngandu berupaya mengelak terkait masalah tersebut. Ngandu mengaku baru akan mengkroscek informasinya. “Nanti kami cek dulu baru kami kabari. Selama ini tidak ada informasi kalau ada guru yang tidak ada jam mengajarnya,” elaknya. (konni)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.