TOTABUANEWS, BOLTIM – Ternyata hingga Maret ini, masih ada sejumlah desa yang belum menerima beras miskin (Raskin). Pasalnya, hutang desa kepada PT Bulog di Bolaang Mongondow belum dilunasi.
Ketua Pemuda Bongkudai Inaton Jamal Mamonto menyesalkan kinerja aparat pemerintah desa karena Raskin didesanya tidak tersalur.“Saya kecewa raskin di Desa inaton tidak tersalur,” katanya.
Menurutnya tidak tersalurnya raskin tersebut karena aparat pemerintah desa diduga sengaja menahan hutang desa sehingga berdampak ke masyarakat miskin.“Saya menduga hutang Desa di PT bulog sengaja tidak dibayarkan, sehingga berdampak pada masyarakat yang wajib menerima,” kesalnya.
Ia pun meminta kepada pemerintah agar menindaklanjuti masalah ini karena ini berhubungan dengan Hak rakyat. “Saya berharap pemerintah kecamatan ataupun kabupaten dapat memanggil sejumlah aparat di desa tersebut untuk mempertangungjawabkan masalah ini, agar hak rakyat bisa tersalur,” tegas Jamal.
Sementara itu, Kepala Bulog Bolaang Mongondow Jurhanon Lalundo melalui Bagian Distributor Boltim Ayub Dalita mengakui desa tersebut belum menerima raskin, karena hutangnya belum dilunasi.
“Kami sudah berusaha berkomunikasi dengan pemerintah desa untuk melunasi hutang tersebut, namun entah mengapa hingga kini belum dilunasi,” terangnya.
Terpisah bagian ekonomi di pemkab boltim melalui kepala bidang investasi Denny Mokoginta menjelaskan, pemda sudah mengingatkan bahwa hutang desa ke PT Bulog harus dilunasi, karena berdampak pada masyarakat miskin.
“Kami sudah ingatkan, bahkan sudah diberikan dispensasi pembayaran hutang hingga 15 Februari baru baru ini, tapi mereka belum melunasinya sehingga raskin belum dapat disalurkan,” jelasnya.
Menurutnya beras tersebut akan tetap tersalur, namun desa harus melunasi Hutang terlebih dahulu. “Beras raskin akan tetap tersalur, namun sebelumnya desa harus melunasi hutang mereka, karena kalau harus direalisasikan sekarang, karena hutang mereka akan bertambah, jadi baiknya lunasi dulu baru direalisasi,” katanya.
Salah satu warga Desa Inaton yang tergolong wajib menerima Raskin Rumah Tangga Tepat Sasaran (RTS) menyayangkan kinerja mereka, karena merasa di bohongi. “Kami membeli beras tersebut dengan tidak mengutang kepada desa, dengan harapan agar kedepan kami tetap menerima kembali karena tidak memiliki hutang, tapi entah mengapa hasil penjualan raskin tidak disetor, entah dikemanakan,” ungkap salah ibu setengah baya itu.
Diketahui adapun jumlah beras Raskin yang seharusnya akan terealisasi di Desa tersebut sekitar 1, 8 Ton untuk Januari-Ferbuari.
Tim Totabuanews