TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulut, berencana akan menemui 23 Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) PAN Kota Kotamobagu (KK) yang melontarkan aksi penolakan pada hasil Musyawarah Daerah (Musda) ke III DPD PAN Kotamobagu yang dilaksanakan Minggu (07/082016), di gedung Cempaka Putih, Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat.
Ketua DPW PAN Sulut, Sehan Salim Landjar menanggapi dengan tenang penolakan 23 DPRt itu. Bahkan dirinya mengatakan tidak marah ataupun tersinggung atas kejadian tersebut.
“Saya memahami kekecewaan teman-teman. Ini hanya miskomunikasi, sehingga saya tidak marah ataupun kecewa,” kata Landjar.
Ditanya apa sikap yang akan dilakukan menyikapi kejadian tersebut, Landjar mengatakan dirinya akan menunggu waktu yang tepat dan akan merangkul semua pihak yang kecewa oleh Musda kali ini.
“Nanti kala sudah akan tenang, saya akan temui dan berikan penjelasan atas semua yang terjadi di Musda, termasuk keterlibatan DPW, yang semuanya merujuk pada aturan organisasi. Intinya, semua akan kami rangkul kembali,” tutup Landjar.
Sementara itu, Ahmad Sabir salah satu formatur terpilih, yang juga merupakan Ketua DPRD Kotamobagu mengatakan, dirinya sepakat dengan apa yang dikatakan Landjar. Dia akan bersama DPW untuk merangkul kembali para kader PAN Kotamobagu yang sempat kecewa dalam Musda kali ini.
“Saya siap bersama-sama Ketua DPW PAN untuk turun dan merangkul kembali semua kader PAN di Kotamobagu. Bagaimanapun kita semua adalah keluarga,” kata Sabir.
Diketahui, kekecewaan para pimpinan ranting yang merasa haknya dalam Musda tersebut telah dirampas oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulawesi Utara.
Di luar arena Musda, utusan DPRt menumpahkan kekesalan mereka kepada awak media, dengan mengatakan Musda kali ini telah melenceng dari esensi musyawarah, karena semua keputusan penting dalam Musda justru lahir dari DPW tanpa keterlibatan DPRT.
“Lalu apa maksudnya kami diundang hadir di Musda ini? apa kami hanya diundang makan dan meramaikan acara?” keluh salah seorang utusan DPRT yang enggan namanya dikorankan.
Ditempat yang sama, Sumitro Lasabuda, salah satu calon formatur mengatakan Musda tersebut tidak sah, karena sudah tidak kuorum akibat ada 23 dari 33 DPRt yang melakukan walk out.
“Ini ada 23 pimpinan ranting dari 33 DPRT yang walk out dan tidak mengakui Musda tersebut. Maka kami nyatakan Musda ini tidak sah,” tegas om Ilo’, sapaan akrbanya.
Bahkan dirinya mengindikasikan akan adanya Musda tandingan.
“Kami akan bicarakan lagi dengan semua pihak yang walk out, dan kemungkinan kami juga akan melaksanakan Musda,” tegas mereka.