TOTABUANEWS, BOLSEL – Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Hi Herson Mayulu (H2M) menegaskan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk terbuka dalam memberikan infromasi kepada media (wartawan). Penegasan orang nomor satu di bolsel ini menyusul masih adanya beberapa pejabat SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolsel yang kaku dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Padahal menurut Bupati dua periode ini, seluruh program pembangunan dan pemerintahan di daerah penting untuk diketahui masyarakat.
“Media massa baik cetak maupun elektronik sudah menjadi kebutuhan masyarakat dalam memperoleh informasi disemua sektor kehidupan. Hal ini juga merupakan pertanda bahwa masyarakat kita sudah cerdas, dan berwawasan ke depan,” kata Bupati H2M lewat sambutan tertulisnya yang dibacakan Wabup, Iskandar Kamaru, pada rapat koordinasi antara Pemkab Bolsel dan Media Massa, di Aula lantai III kantor bupati, Kamis (19/1) kemarin.
Tidak hanya di tingkat SKPD saja. Penegasan ini juga ditujukan Bupati kepada pemerintah Kecamatan hingga Desa. Apalagi kata Bupati, saat ini, dana yang dikelolah desa sangat besar.
“Data harus benar-benar akurat. Informasi keterbukaan publik seperti di desa, Sangadi harus berani menjelaskan tentang pengelolaan dana desa, sehingga adanya keterbukaan dan tidak ada rasa saling mencurigai,” ujarnya.
Bupati berharap, jajaran pemkab bolsel mampu menjadikan media massa sebagai wahana untuk mencerdaskan masyarakat, serta mempererat persatuan dan kesatuan khsusunya di daerah kita.
Disisi lain, politisi PDI Perjuangan ini berharap, pekerja pers (wartawan) yang bertugas di daerah itu senantiasa mengedepankan profesionalisme dalam menyampaikan pemberitaan kepada seluruh lapisan masyarakat. Berita yang disajikan tidak hanya mengedepankan sisi popularitas semata, tetapi juga melalukan penyeimbangan terhadap setiap opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, dengan fakta sebagai landasan pemberitaannya. Dengan demikian, kata Bupati, opini-opini yang berkembang itu tidak sampai pada sikap yang mendiskreditkan.
“Saya melihat, di masa mendatang, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, hanya media yang memegang komitmen terhadap kebenaranlah yang akan mampu bertahan dan memenangkan persaingan,” sahut Bupati H2M.
Pemkab Bolsel sangat berkepentingan terhadap keberadaan pers sebagai salah satu alat pengendali pelaksanaan program pembangunan di daerah ini. Sebab menurut H2M, informasi yang disampaikan oleh Pers akan menjadi masukan dan koreksi bagi pelaksanaan program pembangunan di daerah. Apalagi saat ini, banyak sekali program utama yang telah diagendakan oleh Pemkab Bolsel. Terutama upaya untuk meningkatkan kualitas sumber saya manusia.
“Untuk itu, saya sangat mengharapkan kepada seluruh insan pers yang bertugas di daerah ini untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat terhadap program-program tersebut. Saya tidak ingin pers menjadikan saya lebih popular di tengah-tengah masyarakat. Tapi saya inginkan pers mampu menjadi saluran yang menyambungkan antara pemerintah dengan masyarakat melalui pemberitaan implementasi program pembangunan,” kunci Om Oku, sapaan akrab bupati.
Menanggapi peryataan Bupati H2M, seluruh wartawan media cetak yang bertugas di Bolsel sangat mengapresiasi hal tersebut. Sebut saja, wartawan Radar Manado biro Bolsel, Aulia Syukur. Menurut Ail sapaan akrabnya, dengan keterbukaan informasi seperti apa yang disampaikan Bupati, maka wartawan akan lebih muda memperoleh informasi terkait program pemerintah daerah, yang nantinya akan disampaikan ke publik.
“Dalam penyajian suatu berita, kita dituntut semua data itu harus valid dan terkonfirmasi. Nah, dengan begini, kita tidak akan kesuitan lagi dalam memperolah data yang dibutuhkan,” sebut Ail.
Senada dikatakan wartawan media lokal, Bolmong Fox, Febby Manoppo. Dia berharap, nantinya, seluruh pejabat yang berkompeten tidak hanya terbuka saat ditemui secara langsung. Salah wartawan perempuan yang bertugas di bolsel ini juga berharap, seluruh pejabat bolsel pro aktif meski hanya dihubungi lewat telepon.
“Kadang kita kita diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk ketemu langsung dengan narasumber. Bisanya hanya lewat telepon,” cetus Febby, yang juga turut dibenarkan wartawan biro bolsel lainnya.