Oleh : Konni Balamba
TOTABUANEWS, OPINI – Helatan Pilkada Kabupaten Bolaang Mongondow diambang pintu. Rabu 15 Februari 2017 besok merupakan hari yang menentukan untuk masa depan Kabupaten Bolmong lima tahun kedepan. Dua calon Bupati Bolmong selang beberapa bulan terakhir telah menjual program ke masyarakat, meski ada juga yang hanya ‘menjual’ belas kasihan, agar bisa mendapatkan simpati masyarakat, dengan berbagai hal yang coba diarahkan sehingga seolah-olah dirinya terdzolimi.
Jika menguti kalimat salah seorang tokoh nasional Benny Rhamdani, mengatakan kandidat yang hanya menjual belas kasihan bagi rakyat untuk bisa dipilih, tidak lebih dari pengemis politik.
Berangkat dari situ, tentu banyak harapan yang diinginkan masyarakat sebagai pemilih. Tentunya, penulis yakin seantero warga Bolmong Raya memimpikan pemimpin yang ideal dan bisa mewujudkan kesejahterakan masyarakat. Bukan hanya pemimpin yang lahir dari belas kasihan masyarakat, serta tidak memiliki visi untuk membangun daerah.
Dua pasangan calon masing-masing Yasti Mokoagow – Yanny Tuuk nomor urut satu dengan jargon menuju Bolmong Hebat, dan pasangan calon Salihi B Mokodongan – Jefry Tumelap jargon menuju Bolmong Mantap, berebut simpati 167.551 pemilih.
Tahapan demi tahapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bolmong sudah dilalui dua pasangan ini. Mulai dari pendaftran, tes kesehatan, kampanye dan debat telah dilewati dengan berjalan penuh dinamika.
Akan tetapi, masyarakat Bolmong sebagai pemilih seringkali menginginkan hal yang ideal dalam menentukan calon pemimpin yakni pemimpin yang terbukti, bersih dan perhatian dengan masyarakat.
Dari dua pasangan ini baik HEBAT maupun Mantap memiliki visi dan misi yang cukup menjanjikan kesejateraan masyarakat Bolmong. Manakah yang menjadi pilihan HEBAT atau Mantap ?
Akan tetapi saya berpendapat, saat ini bukan lagi jamannya memilih pemimpin dengan hati nurani. Memilih pemimpin (kepala daerah) dengan kecerdasan, menilai siapa yang layak membawa daerah kita lebih baik lagi, dan manfaatnya untuk kesejateraan masyarakat.
Siapa yang tidak tahu selama lima tahun kepemimpnan di periode sebelumnya cukup banyak ‘menorehkan prestasi’. Banyaknya pejabat yang terikat di ‘terali besi’ akibat keteledoran dalam mengelola anggaran, opini disclaimer sebanyak dua kali berturut-turut dari BPK, meningkatnya angka kemiskinan, serta mundurnya kwalitas SDM di Bolmong, disempurnakan dengan tidak disiplinnya para ASN merupakan sebuah hal yang ternyata masih cukup membekas.
Dari situ, penulis tertarik mengutip status di akun Facebook seorang sahabat Hasdy Fattah : Dalam memilih pemimpin itu ada syarat lain yang perlu diperhatikan yaitu salah satunya menjadi pemimpin harus sesuai dengan bidang keahliannya. Rasul mengatakan apabila sesuatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya maka tunggulah tanggal kehancurannya.
Kesimpulannya, Rabu 15 Februari 2017 adalah hari pencoblosan, masyarakat Bolmong tidak perlu ragu lagi dalam menentukan pilihan. Pilihlah pemimpin yang HEBAT dalam segala hal. Pemimpin yang tahu bagaimana menjadikan daerah lebih maju. Serahkan pemimpin itu pada ahlinya.
Selamat memilih calon pemimpin.