TOTABUANEWS, BOLMONG – Debat publik Pilkada Bolmong dua pasangan calon masing-masing nomor urut 1 Yasti Soepredjo Mokoagow dan Yanny Ronny Tuuk (Yasti-Yanny) serta pasangan calon nomor urut 2 Salihi Bue Mokodongan dan Jefri Tumelap (SBM-JiTu), oleh KPUD Bolmong berakhir Selasa (07/02/2017).
Pada debat terakhir (tahap tiga) masih dilaksanakan di Convention Hall Bagas Raya Yadika, Desa Kopandakan 2 Kecamatan Lolayan, seperti pada debat tahap satu dan tahap dua sebelumnya.
Terungkap dalam debat tahap tiga itu, kalau Kecamatan yang menjadi Ibukota Bolmong yakni kecamatan Lolak termiskin di Kabupaten Bolmong.
Hal itu terungkap, saat segmen tanya jawab antar pasangan calon. Yanny Tuuk meminta pasangan SBM-JiTu menyebut kecamatan termiskin di Bolmong. Jefri mengatakan untuk mengetahui itu, harus ditunjukkan dengan data dari Badan Pusta Statistik (BPS). Saat diberika kesempatan memberikan tanggapan balik, Yanny mengatakan bahwa kecamatan termiskin di Bolmong saat ini yaitu Kecamatan Lolak.
Diketahui, debat ini mengambil tema kesejahteraan rakyat (Kesra) dengan dua panelis masing-masing Joy Tulung, dan Erens Sanggelorang.
Fitri Mamonto sebagai moderator membagi debat tersebut dalam empat segmen dan langsung mempersilakan kedua pasangan calon menyampaikan visi misi sesuai tema debat dalam segmen pertama.
Yasti yang diberikan waktu lebih dahulu menjelaskan dalam visi misi yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Menurutnya angka kemiskinan di Bolmong harus ditekan. Apalagi, enam tahun terakhir, Pertumbuhan Ekonomi (PE) Bolmong di bawah rata-rata PE di Sulawesi Utara (Sulut). “Untuk itu dibutuhkan kebijakan, pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan program-program kesejahteraan warga,” katanya.
Sementara itu, Jefri mengatakan peran perempuan, pemberdayaan masyarkat kecil serta pembangunan berbasis pedesaan harus ditingkatkan. “Agar struktur kesejahteraan warga terus meningkat,” ujarnya.
Dalam segmen menjawab pertanyaan dari panelis, sejumlah pertanyaan yang muncul yakni komitmen pasangan calon untuk tidak melakukan money politics. Menurut Jefri, upaya untuk tidak memberi dan menerima suap akan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik ke depan. “Sehingga kesejahteraan warga bisa terwujud,” katanya.
Yanny sendiri menjelaskan jika Pilkada didasarkan ada money politics, maka akan berimbas pada lima tahun kepemimpinan. “Untuk itu dibutuhkan komitmen kuat, integritas, untuk menolak itu. Selain itu transparansi dengan melibatkan masyarakat dalam penyusunan program pemerintahan akan menciptakan pemerintahan bersih. “Dan tetap meletakkan hukum sebagai panglima tertinggi,” ujarnya.
Usai saling menjawab pertanyaan tiap pasangan calon, moderator memberi kesempatan memberikan pernyataan penutup. Yanny Tuuk mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bolmong berada di rangking 11 dari 15 kabupaten dan kota di Sulut. Kondisi itu membuat Bolmong sangat membutuhkan pemimpin yang kuat, memiliki integritas dan konsisten menunaikan janji-janji Pilkada. “Agar, kesejahteraan untuk warga bisa terwujud. Di atas semuanya, menjadikan hukum di atas segala-galanya agar Pilkada bisa melahirkan pemimpin yang amanah,” kata Yanny.
Jefri mengatakan warga harus mengingat janji-janji pasangan calon saat Pilkada ini. “Lima tahun ke depan harus diingat janji-janji yang kita sampaikan saat ini,” ujarnya.
Tim Totabuanews
