Cafe Weris Bakal Disegel, Diduga Menyediakan Wanita Penghibur

0
2542
ILUSTRASI

TOTABUANEWS, BOLMONG – Polemik cafe Weris yang terletak di Desa Kopandakan II, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow bakal berujung dengan penyegelan. Hal Itu ditegaskan tokoh pemuda Kopandakan II Marshal Datundugon.

Menurut Marshal, meski sudah ada pertemuan antara pihak owner dengan masyarakat Kopandakan II, namun belum final. “Pertemuan itu baru sebatas penyampaian, belum ada hasil final sebab, nantinya masih akan ada pertemuan dengan semua pihak akan diadakan pada minggu malam nanti,” ungkapnya.

Marshal mengatakan, apa yang hasilnya nanti akan disampaikan ke rapat, akan tetapi tidak akan merubah apa yang menjadi tuntutan masyarakat. “Kalau itu mau dari Pemerintah Desa, kami siap dengar pendapat bukan berarti memberikan peluang ke Cafe Weris bertahan disitu, yang menjadi tuntutan harus berjalan persoalan mereka (pihak Cafe), untuk melakukan klarifikasi silahkan,” tukasnya.

Dirinya juga mengingatkan, kepada Pemkab Bolmong dan Pemerintah Desa, jika surat aduan protes tidak ditindak lanjuti, maka Pemuda Desa Kopandakan II bakal menyegel tempat hiburan tersebut. “Kami ingatkan kepada instansi terkait, jika tidak ada penindakan maka kami akan turun untuk segel tempat tersebut, jika sudah begitu maka apa yang menjadi hal yang tidak diinginkan pasti  terjadi,” tegasnya.

Terpisah, Owner Cafe Weris kepada TOTABUANEWS, membantah ditudingan tokoh pemuda dan Pemerintah Desa kalau keberadaan cafe weris mengganggu ketentraman dan keamanan masyarakat Kopandakan II. Bahkan, Romi pun membantah kalau usahanya itu tidak berijin. “Apa yang dituduhkan tidak relavan, sebab semua sudah sesuai prosedur dan aturan, baik ijin dari Pemerintah Desa dan Pemkab Bolmong,” ungkap Romi,

Dijelaskan, surat yang telah dilayangkan oleh Tokoh Pemuda dan Pemerintah Desa ke instansi terkait, tidak sesuai aturan dikarenakan tanpa rapat dan musyawarah. “Surat mereka itu tidak bisa dijadikan dasar, untuk menutup usaha saya, karena mereka mengeluarkan surat protes tidak lewat musyawarah dengan pihak manajemen, ditambah lagi beberapa poin surat juga soal aktivitas hiburan tidak sama dengan fakta dilapangan,” katanya.

Romi juga menegaskan, jika tempat hiburan milikya dikatakan tempat maksiat, sebab dari tuntutan masyarakat dikatakan, adanya aktivitas yang sudah menyimpang. “Selama berjalan usaha saya ini sudah ada prosedurnya, dan itu selalu diterapkan dalam mengelolah, kata mereka (Pemuda Desa), usaha saya dijadikan tempat maksiat, ini salah karena tidak mungkin jika disebut demikian, karena banyak pengunjung datang itu tidak mungkin, serta aktivitas di dalam ruangan live musik dan ada jam yang diatur,” bebernya.

Terkait keberadaan leadis night Romi, menambahkan bawah untuk jasa itu bukan bersifat Pekerja Seks Komersil (PSK) atau wanita penghibur, sebab semua karyawan sudah ada aturan yang dijalankan saat bekerja. “Mereka hanya sebatas menemani pengunjung, bukan kata mereka sudah seperti PSK, itu salah kami terapkan juga aturan kerjanya, jika ada pelanggan yang berbuat sudah berlebih ya Leadis ini bisa cancel dan melaporkan ke manajemen kalau ada yang sudah bertingka laku menyeleweng,” jelasnya.

Dirinya juga, sangat menyayangkan sikap dari Pemerintah Desa dan Tokoh Pemuda memprotes usaha Cafe Weris miliknya, tanpa melibatkan dirinya untuk duduk bersama dan musyawarah. “Selama ini saya tidak pernah dipanggil, kalau ada protes akan usaha ini, kalaupun dipanggil semua permasalahan tidak seperti ini, karena semua masih bisa dibicarakan apa yang menjadi tuntutan saya akan tahu dan bisa dipenuhi,” kilahnya.

Meski demikian, Ia tetap membuka ruang bagi tokoh pemuda dan masyarakat jika usahanya sudah menyimpang. “Kalau keberatan dengan aktivitas cafe weris, saya buka ruang silakan datang dan lihat semua aktivitas yang dilakukan, apalagi selama ini warga sekitar tidak ada yang keberatan dengan semua dilakukan,” ucapnya.

Selain tuntutan yang dijelaskan diatas, ada poin dalam protes bahwa pemilik usaha cafe weris tidak pernah melakukan sumbangsi ke Desa. “Itu tidak benar saya selaku warga juga, selalu bermasyarakat apalagi untuk kebutuhan dan aspirasi selama ini saya penuhi, baik dari kegiatan maupun bantuan lainya, ditambah lagi saya orangnya suka berteman,” singkatnya.

 

Feybi Makalalag / Konni Balamba

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.