TOTABUANEWS, BOLMONG – Bupati Yasti Soepredjo menegaskan akan menutup PT Conch dan PT Sulenco yang telah beroperasi kurang lebih setahun di Bolmong.
“Minggu depan saya tutup PT Conch, setelah selesai menelaah,” ucap Yasti dengan tegas, saat memimpin audiensi dengan camat dan sangadi se-Bolmong, Selasa (30/5/2017) di kantor bupati.
Bandara pasti yang akan didahulukan sebab jika Provinsi BMR terbentuk tahun 2018, bandara harus segera dibangun.
“Kalau pabrik semen dilanjutkan, bandara tak akan dibangun karena akan menggangu penerbangan,” tegasnya lagi.
Keberadaan pabrik semen ini, pengusaha untung, rakyat buntung. Perusahaan Sulenco ini tak ada izin, sudah satu tahun beroperasi. Kalau pemerintah diam, dikira sudah kena sogok.
Yasti membeberkan, ada 400 tenaga kerja luar yang didominasi warga Cina yang bekerja di perusahaan ini. Sementara warga lokal yang bekerja menjadi kuli kasar hanya 200 orang.
“Kalau investasi, 90 persen pekerja itu harus warga lokal. Jangan mereka hanya menumpang di tanah kita, dia menang dan kita yang rugi. Harus ada win-win solution,” jelasnya.
Ada pilihan, korbankan bandara dan tetap melanjutkan perusahaan semen ini. Asalkan PT Conch mau menyetor ke pemkab sebesar Rp 250 miliar.
“Silakan setor resmi Rp 250 miliar kalau mau. Katanya investasi perusahaan ini Rp 5 triliun dan itu bohong. Potensi semen di situ hanya berapa, potensinya itu Rp 500 miliar,” ungkap Yasti.
Dalam berinvestasi, jika mengurus dengan benar pasti akan didukung Pemkab Bolmong. Dalam prinsip investasi, 90 persen pekerja kasar harus dari Mongondow.
“Royalti jelas, CSR jelas. Akan buat aturan setor lewat APBD. Perusahaan janji ke masyarakat, kami yang laksanakan lewat APBD,” pungkasnya.
Peliput: Ebby Makalalag