TOTABUANEWS, EKONOMI – Uang merupakan bagian yang demikian besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Fungsi uang yang demikian besar tersebut menunjukkan bahwa uang memiliki peran yang sangat strategis dalam kelancaran perekonomian di setiap negara, khususnya Indonesia. Pengelolaan Uang Rupiah di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia yang meliputi kegiatan yang mencakup Perencanaan, Percetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan serta Pemusnahan Uang Rupiah yang dilakukan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia selalu berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman yang cukup mudah dikenali oleh masyarakat. Sudahkah anda mngetahui ciri-ciri uang Rupiah yang asli? Perlu anda ketahui bahwa Bank Indonesia senantiasa melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas uang sehingga mudah dikenali ciri-ciri keasliannya dan aman dari upaya pemalsuan. Agar lebih mudah mengenali keaslian uang Rupiah, maka pahami ciri-ciri keaslian uang Rupiah dari unsurpengaman yang ada pada uang tersebut.
Uang Rupiah memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur pengaman yang tertanam pada bahan uang dan teknik cetak yang digunakan, yaitu tanda air (watermark), benang pengaman (security thread), cetak intaglio, gambar saling isi (rectoverso), tinta berubah warna (optical variable ink), tulisan mikro (micro text), tinta tidak tampak (invisible ink), gambar tersembunyi (latent image), kode tunanetra (blind code) dan masih banyak lagi ciri-ciri keaslian lainnya.
Pada tanggal 19 Desember 2016, Bank Indonesia telah resmi mengeluarkan uang rupiah baru tahun emisi 2016 sebanyak sebelas pecahan yang terdiri dari uang kertas pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000 serta uang logam pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200 dan Rp 100. Uang Rupiah baru yang resmi dikeluarkan oleh Bank Indonesia Tahun Emisi 2016 didesain bukan hanya untuk dikenali masyarakat biasa tetapi juga bisa dengan lebih mudah dikenali oleh penyandang disabilitas seperti penyandang tunanetra. Kode tunanetra pada uang Rupiah baru tahun emisi 2016 memiliki ciri dan desain yang berbeda dengan uang Rupiah emisi sebelumnya.
Kode tunanetra pada uang Rupiah emisi sebelumnya berbentuk kotak dan bulat sedangkan pada uang Rupiah baru tahun emisi 2016 lebih mudah dikenali dari jumlah garis ganda yang terdapat dibagian sisi kanan dan sisi kiri. Semakin besar nilai pecahan uang Rupiah maka semakin sedikit jumlah garis ganda, misalnya untuk pecahan Rp 100.000 memiliki satu garis ganda, Rp 50.000 memiliki dua garis ganda hingga Rp 1.000 yang memiliki tujuh garis ganda.
Bentuk blind code yang berupa garis ganda yang ada pada setiap pecahan uang Rupiah tahun emisi 2016 tersebut telah disepakati dengan perkumpulan tunanetra Indonesia. Selain mengetahui ciri-ciri keaslian uang Rupiah melalui blind code tersebut, para penyandang tunanetra juga bisa mengetahui keaslian uang Rupiah tahun emisi 2016 yang dicetak dengan teknik cetak timbul yaitu pada lambang burung Garuda, logo Bank Indonesia dan huruf serta angka yang ada pada setiap pecahan.
Desain uang tahun Emisi 2016 dicetak dengan penyempurnaan fitur kode tunanetra dengan mengubah desain pada bentuk kode tunanetra berupa efek rabaan (tactile effect) untuk membantu membedakan setiap pecahan. Ini dilakukan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas dan untuk meningkatkan aksebilitas terhadap uang Rupiah bagi penyandang tunanetra. Beberapa waktu yang lalu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara melakukan sosialisasi bagi para penyandang disabilitas tunanetra untuk lebih mengenal uang Rupiah tahun emisi 2016. Sosialisasi ini dilaksanakan di sekretariat Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Sulawesi Utara.
Setiap anggota Pertuni Sulut begitu antusias dalam mengikuti setiap arahan dari pemateri terlihat dari aktifnya setiap anggota untuk bertanya mengenai ciri-ciri keaslian uang Rupiah tahun emisi 2016. Para penyandang disabilitas tunanetra yang hadir tidak hanya berasal dari anggota Pertuni Sulut saja, tapi juga berasal dari setiap perwakilan cabang-cabang Pertuni yang ada di Sulawesi Utara, seperti cabang Minahasa Raya dan Bolaang Mongondow Raya dengan harapan agar nantinya perwakilan yang hadir bisa membagikan materi sosialisasi yang telah disosialisasikan pada anggotanya yang tidak berkesempatan hadir. Selanjutnya para penyandang disabilitas tunanetra diajarkan cara mengidentifikasi blind code berupa garis timbul yang terdapat disisi kanan dan kiri uang Rupiah kertas.
Dari sosialisasi ini diharapkan agar para penyandang disibilitas dapat meningkatkan pemahaman mengenai sistem pengamanan uang yang lebih baik daripada cetakan sebelumnya dan para tunanetra bisa dengan mudah mengenali uang rupiah dengan meraba setiap pecahan sehingga mereka dapat mandiri dan tidak lagi meminta bantuan orang normal untuk mengenali pecahan uang Rupiah tahun emisi 2016. Kode tunanetra juga merupakan salah satu bentuk pengaman agar uang tersebut tidak dipalsukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. (*)
Penulis : Faiz Akhmadi