Menyusul pemain U-23 yang berlaga di SEA Games 2017
TOTABUANEWS.COM – Pro dan kontra terus mewarnai keputusan operator Liga 1 atas penangguhan regulasi penggunaan pemain U-23 sejak pekan 12 hingga Sea Games 2017 berlangsung. Banyak yang menilai langkah PSSI sebagai wujud inkonsistensi dalam menerapkan aturan.
“Saya kira ini memang pro kontra tapi karena ini regulasi, dan regulasi dibuat operator saya kira harus dijalankan. Saya kira pro kontra itu wajar, tapi karena regulasi sudah dibuat oleh operator ya sudah dijalankan saja,” Kepala Staf Ketua Umum PSSI Iwan Budianto, Sabtu, 1 Juli 2017.
Iwan Budianto mengatakan ditengah situasi seperti ini idealnya kompetisi harus dihentikan sementara. PSSI sempat mempertimbangkan hal itu. Namun, Indonesia terancam tidak mengirim wakilnya dikompetisi Asia jika kompetisi tidak rampung pada akhir tahun 2017.
“Sebetulnya kalau regulasi ini terus diterapkan sedangkan kompetisi terus berjalan ini tidak fair. Sebenarnya pilihan terbaik kompetisi dihentikan,” ujar Iwan.
“Tapi karena operator mengejar akhir tahun kompetisi harus tuntas agar Indonesia bisa mendaftarkan juaranya ke AFC maka mau tidak mau kompetisi harus tetap dijalankan,” imbuhnya.
Ia balik mengkritik kepada tim yang protes dengan menolak regulasi Liga 1 ditangguhkan. Menurutnya azas fair play akan berkurang jika salah satu tim harus kehilangan banyak pemain untuk membela Timnas.
Iwan Budianto berpesan agar petinggi tim peserta Liga 1 lainnya tidak memandang jika regulasi Liga 1 ditangguhkan menguntungkan beberapa tim saja. Menurutnya tim Liga 1 yang kontra kebetulan tidak banyak pemain yang dipanggil oleh Timnas.
“Kalau kita melihat azas fairness tidak boleh melihat ada dua tim atau berapa tim yang diuntungkan. Kebetulan tim itu pemainnya tidak dipanggil oleh tim nasional sehingga mereka tidak merasa kehilangan ketika timnya harus bermain tanpa pemain tim nasional,” kata Iwan. (*/eka)
