TOTABUANEWS, BOLTIM – Kurangnya pengawasan dari orang tua juga pengaruh pergaulan menjadi penyebab sejumlah anak di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) putus sekolah.
Seperti dikatakan, Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pendidikan (Disdik) Boltim. Yusri Damopolii melalui Kepala Sub Bagian Program Perencanaan Pelaporan dan Evaluasi Djoli Mokoagow mengatakan, Sejak tahun 2015 ada 33 anak yang putus sekolah.
“Tahun 2015 ada 33 anak putus sekolahnya, diantaranya mempunyai alasan tak melanjutkan, karena pengaulan lingkungan, alasan lain, anak putus sekolah yakni ekonomi dan kesehatan. Faktor ekonomi karena anak minta uang jajan ke sekolah, tetapi orang tua tak memberinya, karena tidak punya uang,” ujarnya, Senin (7/8/2017).
Anak yang putus sekolah, paling banyak Sekolah Dasar (SD) sebanyak 14 orang, SMP 8 orang dan SMA 11 orang. Namun pada 2016-2017 belum memiliki data yang akurat, pihaknya masih ingin mengecek langsung ke setiap sekolah. “Jadi rencananya tim akan turun ke Sekolah Dasar dan Menegah Pertama, untuk melakukan pendataan,” ujar dia.
Rencananya, Pemerintah Daerah pada 2018 akan membuat kartu Boltim cerdas bagi keluarga miskin dan kurang mampu. Hasil data yang diperoleh keluarga miskin dan kurang mampu berjumlah 2.446 Kepala keluarga. “Data itu diperoleh dari tujuh Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Boltim, data tersebut akan dipakai untuk penyaluran Kartu Boltim Cerdas 2018,” ujar djoli.
Peliput: Dicky Mamonto