TOTABUANEWS, BOLTIM – Dinas Pertanian Dan Peternakan (Dispertanakan) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ditantang Sekda Muhammad Assegaf agar membuat terobosan yang lebih kreatif pada 2018.
“Saya menantang Dispertanak untuk membuat terobosan baru di tahun anggaran 2018. Program yang disusun di tahun 2018 harus benar-benar bisa membawa dampak perubahan yang signifikan terhadap petani. Jangan hanya membuat pelatihan yang sifatnya Cuma sekedar untuk menggugurkan kewajiban tetapi tidak berguna bagi petani Boltim,” tegasnya.
Menurutnya, kegiatan berupa pelatihan yang dilakukan oleh Dispertanak memang bermanfaat positif bagi petani. Namun, masih ada hal yang lebih bermanfaat lagi untuk kesejahteraan petani yang harus dirumuskan oleh Dispertanak.
“Tidak bisa dipungkiri, saat ini budidaya tanaman kakao di Boltim belum menjadi salah satu tanaman unggulan. Hal ini disebabkan oleh hasil produksi yang diterima oleh petani dianggap belum mampu untuk memenuhi segala kebutuhan hidup petani. Dengan kata lain petani Boltim hanya sebatas menanam dan memanen hasil kakao lalu selanjutnya dijual kepada pengusaha pemborong biji kakao,” katanya.
Dijelaskannya, untuk meningkatkan dan memotivasi agar petani lebih serius dalam mengelola tanaman kakao ini, dibutuhkan peran penting dari Dinas terkait dalam hal ini Dispertanak untuk merumuskan suatu program dan inovasi baru, sehingga hasil dari budidaya tanaman kakao tersebut dapat dirasakan oleh petani bahkan bisa menjadikan petani itu sukses.
“Salah satu contoh, di daerah lain, petani kakao tidak hanya berpikir tentang pengelolaan tanaman dan hasil panennya lalu dijual berupa biji kakao kepada pengusaha, tapi mereka sudah mampu membuat suatu wadah atau kelompok yang bisa mengelola biji kakao tersebut menjadi pasta coklat yang siap dipasarkan. Dengan begitu, budget dari hasil kakao yang diterima oleh petani sangat besar dan menggiurkan,” tambahnya.
Ia menambahkan, guna mewujudkan hal tersebut petani masih terkendala oleh keterampilan (SDM) dan modal. Sehingga, ia menekankan kepada Dispertanak untuk terjun langsung ke lapangan guna melakukan pendataan terkait kebutuhan apa yang menjadi pokok kendala bagi petani. ”Dispertanak wajib melakukan pendampingan. Dina harus mengusulkan bantuan ke provinsi maupun pusat terkait peralatan yang dibutuhkan petani,” ujarnya.
Tim Totabuanews