TOTABUANEWS, MANADO – Sulawesi Utara (Sulut) berpotensi menjadi daerah pengembangan ayam petarung berkwalitas. Hal itu terungkap saat kegiatan seminar Nasional Unggas Lokal kerjasama PPAKN dan Fakultas Peternakan Unsrat yang dilaksanakan, Rabu (30/8). Bahkan, dalam seminar itu pengusaha ternak ayam terbesar di dunia asal Thailand, M Chaisak Chinsonthikul yang lebih dikenal dengan Mr Goo, Raja Pakhoy sudah menyatakan siap membantu peternak di Sulut.
Harganya pun berkisar puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah per ekor ayam jantan. Namun untuk peternak di Sulut, Mr Goo bersedia menyumbangkan 5 pasang ternak ayam asli Pakhoy untuk dikembangkan di daerah ini. Materi ini akan diberikan melalui wadah Perkumpulan Penghobi Ayam Kontes Nasional (PPAKN) Sulut dan ada juga sepasang untuk Fakultas Peternakan Unsrat. Selaiin Mr Goo, ada pula Mbah Joyo pengusaha Jamu Ayam Jago dan juga menggeluti bisnis peternakan ayam ternama di Indonesia. Pria asal Jogja ini pun bersedia membantu pengembangan ternak ayam di Sulut. Dia menilai Sulut memiliki prospek yang luar biasa untuk mengembangkan bisnis ayam jago.
Menurutnya, ada banyak jenis ayam petarung yang biasa dia kembangkan. Diantaranya jenis Bangkok, Birma, Vietnam, Magon, Tradkoy dan jenis lainnya. “Saya ingin kalian yang datang langsung ke tempat saya untuk seleksi mana yang terbaik. Setelah itu dibawa ke Sulut untuk dikembangkan,” kata Joyo seraya memperkenalkan Jamu Mbah Joyo yang sudah dipasarkan di seluruh Indonesia serta Bangkok dan Filipina. “Kesehatan ayam ini sangat penting. Selama mengkonsumsi jamu ini aman karena dibuat berasal dari tumbuhan. Tidak ada unsur kimia. Bahkan, digunakan ginseng seperti manusia juga gunakan,” jelas Joyo.
Dilain pihak, untuk mendukung perkembangan ternak ayam, Nasril Surbakti Phd (Pokphan) Pakan Ayam Hobi, menjelaskan fungsi dan manfaat dari pakan yang baik. “Perlu kita lihat dari jenis ayam dan nutrisi yang terkandung dalam pakan ternak ayam sehingga menghasilkan ternak yang berkualitas,” terang Nasril.
Sementara itu, Ketua DPD PPAKN Sulut, Denny Aling SH berharap melalui seminar ini akan memberi dampak positif terhadap peternak unggas di Sulut. Ketua Panitia, Hendra Gerung menjelaskan, tujuan seminar nasional ini untuk memberikan kontribusi, baik berupa rekomendasi kepada pemerintah maupun stakeholders, topik-topik penelitian, hasil karya ilmu pengetahuan dan teknologi inovasi baru, yang semuanya bagi pengembangan pembangunan berbasis peternakan unggas di daerah ini.
Seminar dengan tema Pengembangan Unggas ini turut dihadiri ratusan peserta dari berbagai akademisi dan juga pemateri Prof Dr Ir Marie Najoan dari Unsrat, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita dan dari Universitas Padjajaran, Prof Dr Tuty Widyastuti.