TOTABUANEWS, BOLMONG – Pemerintah Desa Lalow, Kecamatan Lolak menolak pembangunan mini market Indomaret dan Alfamart.
Kepala Desa Lalow, Stenri Kastilong mengatakan alasan penolakan pembangunan mini market ini dikarenakan, dirinya kawatir usaha warung milik warga bakal tidak laku lagi.
“Tak mungkin saya terus menerus menolak pembangunan mini market ini. Saya menunggu hingga warga desa saya siap dengan keberadaan ritel ini,” ujarnya, Selasa (12/9/2017).
Stenri punya alasan. Saat ini hampir semua warga desanya meminjam uang di bank dan membuka usaha warung. Jika ritel dibangun, ia khawatir warganya tak bisa membayar kredit bank.
“Mereka angkat uang di bank dan buka warung. Makanya setiap pertemuan saya ingatkan, segera lunasi tagihan bank itu,” katanya.
Sangadi pun akan membuka tangan untuk pembangunan mini market indomaret dan alfamart jika masyarakat tak lagi berutang pada bank. Ia mengakui, keberadaan mini market adalah benih pembangunan di Lolak.
“Mereka sudah tawarkan bangun, tapi saya tolak. Memang lokasinya strategis. Nanti saja kalau warga saya sudah selesaikan tagihan bank,” ucapnya.
Data di Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong, ada 22 pembangunan indomaret dan alfamart yang tersebar di hampir semua wilayah. 11 Alfamart dan 11 Indomaret. Saat ini pemerintah menghentikan penambahan di Bolmong.
“Permen Perdagangan Nomor 70 tentang penataan dan pengelolaan pasar. Di sini tertulis swasta bisa bangun pasar, tapi harus sesuai dengan kondisi daerah,” ujarnya.
Jika pasar swasta seenaknya berdiri di mana-mana, usaha mikro warga terancam. Sehingga turunlah peraturan menteri ini, yang akan ditindak lanjuti lewat perda dan perbup.
“Nanti akan ada perda dan perbup. Yang pasti untuk saat ini masih 22 ritel, belum akan ditambah. Kita akan evaluasi untuk ke depannya,” ujarnya.
Keberadaan dua mini market di Lolak sangat membantu masyarakat. Setiap waktu, selalu saja ada warga yang membeli di sini. Ritel ini buka hingga pukul 12 malam. Warga senang belanja di sini karena semua sudah tersedia.
Peliput: Feybi Makalalag