TOTABUANEWS, BOLTIM – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), selaku ketua dari Forum Komunikasi Nasional Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru akan Terus mendorong Pemerintah (Presiden) untuk segera menyetujui usulan pemekaran. Jika sampai pada 30 oktober pemerintah belum menyetujuinya, FCDOB akan melakukan aksi dengan menduduki istana.
Sehan Landjar SH, sebagai ketua FCDOB mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pemerintah untuk menyetujui usulan pemekaran daerah otonom baru. “Kami memberikan waktu sampai 30 oktober 2017. Jika Presiden belum juga menyetujuinya, kami akan melakukan aksi sampai akan menduduki istana,” ujarnya, Rabu (11/10/2017).
Sebelumnya Sehan juga menyampaikan saat menjadi narasumber dalam seminar dan loka karya yang digelar Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bolaang Mongondow Timur (KPMIBT), Jumat (6/10), di Hotel Kawanua Manado. Seminar dengan tema peran dan kontribusi mahasiswa terhadap peluang dan tantangan pemekaran Provinsi Bolaang Mongondow Raya (BMR) turut dihadiri anggota DPRD Boltim diantaranya Ketua Komisi I Sofyan Alhabsyi, Maryam Batalipu, Etsyuko Tendean, serta Ketua KPU Boltim Awaludin Umbola.
Dihadapan kurang lebih 500 mahasiswa asal BMR dan ternate, Sehan Landjar selaku ketua Forum Komunikasi Nasional Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Forkonas PP CDOB) menyampaikan, saat ini dari 314 Calon DOB, 108 telah mendapat persetujuan DPR dan 65 Calon DOB telah memiliki ampres termasuk BMR.
Dikatakannya, pada 21 Agustus melalui Forkonas CDOB telah melakukan aksi pertama di gedung Nusantara untuk mendorong pemerintah agar segera menerbitkan peraturan pemerintah sebagai landasan hukum dalam pemekaran DOB demi memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
“Dengan dimekarkan, pelayanan ke masyarakat lebih gampang, pemerintah tidak boleh lagi ada alasan anggaran dan sebagainya karena UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemda telah mengatur pembiayaan Calon DOB masih mengikat pada daerah induk, jadi tidak akan mengganggu keuangan negara. Perjuangan administratif bukan lagi perjuangan di level bawah. Presiden punya pulpen, kami punya suara,” tegasnya.
Peliput: Dicky Mamonto