TOTABUANEWS, BOLMONG – Suhu politik khusus di Dapil (Daerah Pemilihan) Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, mulai menarik untuk diikuti meski Pileg (Pemilihan Legislatif) akan dilangsungkan 2019 mendatang.
Tiga orang figur muda potensial dan memiliki pemikiran progresif seperti Abdul Bahri “Ali Kobandaha, Abdul Nasir Ganggai, Rudy Satria Mandala Bonuot, diperkirakan akan membuat kontalasi politik di dapil dengan jumlah tiga kursi, semakin berkualitas karena mereka siap maju ambil bagian.
Apalagi, tiga figur muda ini adalah para mantan aktifis sejak menjadi mahasiswa dan dikenal sangat getol dalam memperjuangkan hak serta kepentingan rakyat.
Ketiganya memiliki pengalaman di organisasi internal dan eksternal kampus sejak masih kuliah. Abdul Bahri “Ali” Kobandaha sendiri adalah mantan Ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Bolmong Raya, alumi kampus UDK (Universitas Dumoga Kotamobagu), sedangkan Abdul Nasir Ganggai adalah pengagas dan juga Mantan Ketua FKMIL (Forum Komunikasi Mahasiswa Indonesia Lolayan) di Provinsi Gorontalo, serta aktif sebagai aktifis PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bersama Rudy Satria Mandala Bonuot. Keduanya menjadi aktifis sejak kuliah di Gorontalo.
Juga dinilai layak ikut ambil bagian dalam perebutan tiga kursi di dapil lolayan menghadapi para anggota dprd aktif saat ini seperti Hi Mas’ud Lauma, Hi Abdul Kadir Mangkat dan Ahadin Mamonto serta Ardiansyah Imban. “Tiga figur muda ini wajib ambil bagian dalam pertarungan perebutan tiga kursi dapil lolayan. Mereka adalah keterwakilan generasi muda lolayan untuk dprd,” kata Eko Paputungan, aktifis pemuda bolmong.
Disisi lain Eko menilai, kehadiran tiga figur ini akan membuat suasana demokrasi khusus dapil lolayan, semakin berkualitas. “Figur berkualitas tentu akan mampu membawa suasana demokrasi yang berkualitas. Salah satu ukuran suksesnya demokrasi adalah hadirnya figur berkualiatas yang mempu menciptakan suasana politik yang berkualitas pada masyarakat. Saya yakin dan percaya, mereka bertiga akan mendapat tempat di hati masyarakat kecamatan lolayan,” pungkas Eko.
Eko menambahkan, saatnya yang muda berperan dan harus tampil terdepan dengan merapatkan barisan dan visi perjuangan. “Pemuda yang progresif adalah kunci perubahan. Pemuda bukan pelengkap, pemuda adalah inti kekuatan perubahan,” tandasnya.
Diketahui, dengan hadirnya tiga figur ini maka posisi Mas’ud dan Ahadin terancam. Apalagi, tersiar kabar Mas’ud dan Ahadin masih memiliki hasrat untuk maju lagi di Pileg 2019 mendatang.
Konni Balamba