Kopi Goraka Kotamobagu Ala Nenek Repi

0
290
Nenek Repi saat menyangrai biji Kopi, sebagai bahan dasar pembuatan Kopi Goraka dengan alat sederhana, (Foto: Non)

TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Akrab disapa Nenek Repi, Atina Lambekan (50), warga Desa Poyowa Besar I, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu, telah bertahun-tahun menjadikan olahan kopi khas goraka, sebagai sumber mata pencaharian.

Kopi Goraka, atau kopi Jahe ini, adalah kopi yang diolah langsung secara manual, menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana, berupa wajan, dan pengaduk dari kayu, serta masih mengandalkan kayu bakar, sebagai sumber api. Begitu pun, dengan alat lainnya, untuk menyatukan Biji Kopi dan Goraka, yang kemudian digiling secara bersamaan.
Nenek Repi saat menyangrai biji Kopi, sebagai bahan dasar pembuatan Kopi Goraka dengan alat sederhana, (Foto: Non)
Selain karna memang tidak ada peralatan memadai, ini juga adalah cara Nenek Repi mempertahankan cita rasa kopi gorakanya, yang belakangan mulai terkenal di kalangan penikmat kopi, khususnya yang ada di Kotamobagu.
“Iya yang saya pakai, harus biji kopi robusta merah, kalau yang putih aroma dan rasanya, tidak senikmat yang merah. Selain itu, saya tetap mengunakan api dari tungku batu dan kayu bakar, agar kopinya lebih berasa,” katanya, saat ditemui TOTABUANEWS, Kamis (19/04/2018).
Kandungan jahe, dalam kopi dipercaya bisa membangkitkan stamina tubuh, dan bisa menjadi obat bagi penikmatnya.
“Iya, karna ini juga bisa digunakan sebagai obat. Terlebih, bagi yang sedang masuk angin,” ujarnya.
Dalam sehari, kepada TOTABUANEWS, ibu dua anak ini mengaku, bisa mengolah 2 sampai 3 kilogram (kg), kopi goraka. Disesuaikan dengan jumlah pemesan.
“Perbungkusnya kopi ini dijual harga relatif murah. Sesuai permintaan pembeli, dari Rp 1.000,00 sampai  Rp. 5.000,00 per bungkusnya. Memang sejak penjemuran, sudah banyak yang menunggu. Karna mungkin harganya murah, itu belum seberapa, namun setidaknya, dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Kopi ala Nenek Repi
Meski demikian, hingga saat ini Nenek Repi belum mendapat sentuhan bantuan modal, dari Pemerintah untuk memperluas usahanya.
“Tentu bantuan dari pemerintah, termasuk untuk keperluan peralatan yang lebih baik dalam pengolahan kopi goraka ini, agar saya bisa mengolah dalam jumlah yang banyak,” harapnya
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Poyowa Besar I, Yandi Mokoagow mengatakan, pihaknya bakal memberikan bantuan lewat Dana Desa (DD) 2018 ini.
“Memang itu sudah masuk dalam rencana Pemerintah Desa (Pemdes) dalam mengembangkan industri di desa ini, terutama Kopi Goraka lewat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Kebetulan mereka membutuhkan sentuhan pemerintah, dan sekaligus ini juga sebagai pemberbayaan masyarakat,” singkatnya.
Neno Karlina

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.