TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Penangkaran ikan Lele jenis Sangkuriang sistem bioflog, oleh kelompok UPR Syari’ah Kelurahan Motoboi Kecil (Motcil), Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu, mendapat dukungan penuh oleh pemerintah.
Lurah Motcil, Suryono Daun mengatakan, bantuan dari Kementrian Perikanan dan Kelautan, kepada pemerintah Kotamobagu, yang disalurkan kepada UPR Syari’ah Motcil, adalah bentuk dukungan dari pemerintah kota khususnya, terhadap usaha masyarakat.
“Memang sebelumnya, penangkaran ikan Lele Sangkuriang ini, telah dilakukan oleh UPR Syari’ah. Ini yang dilihat oleh pemerintah, dan didorong lewat bantuan. Sebagai bentuk pemberdayaan usaha terhadap masyarakatnya,” ujarnya, Selasa (03/04/2018).
Tak hanya itu, lanjutnya, pemerintah juga memperhatikan akses jalan menuju ke tempat penangkaran ikan Lele Sangkuriang ini.
“Iya, bahkan beberapa waktu lalu, saya selaku pemerintah Motcil, menemani Dinas Pekerjaan Umum (PU), untuk memantau langsung, serta mengukur jalan, yang rencananya akan dibuat, sebagai akses utama menuju penangkaran, yang kalau tidak salah, akan langsung diberi nama, jalan Cafe Bagus,” jelasnya.
Dirinya berharap, dengan pengembangan pemberdayaan ini, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Motcil, serta menyerap tenaga kerja.
“Kita kota jasa, sehingga harus bisa memberdayakan baik diri sendiri, pun orang lain. Dengan berkembangnya ini, tentunya bisa menekan angka pegangguran, serta bisa meingkatkan kesejahteraan masyarakat, dan tentunya, saya tidak bisa menampik, jika ini bisa sangat berefek positif terhadap Motcil sendiri,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Kelompok UPR Syari’ah, Rahmat, kepada TOTABUANEWS mengatakan, penangkaran ikan Lele Sangkuriang ini, bisa memiliki peluang yang bagus, di dunia usaha.
“Sangkuriang ini, adalah satu-satunya di Bolaang Mongondow Raya (BMR), sehingga sangat berpeluang di dunia bisnis, apalagi dengan menggunakan sistem bioflog, kita bisa sangat menghemat lahan,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, keunggulan jenis Sangkuriang juga, menjadikannya, memiliki nilai ekonomi yang bagus.
“Harga jualnya, Rp 30.000 perkilonya, dengan jumlah 5-6 ekor. sekali panen ada 3 ton, atau 700 ratus kilo, ini sangat bagus. Karena, selain tidk menyengat, Lele Sangkuriang ini, memiliki tekstur daging yang empuk, tinggi protein, memiliki kandungan omega 9. Apalagi, semua pasar lokal BMR, menjadikan UPR Syari’ah sebagai tujuan satu-satunya,” tutupnya.
Diketahui, Kementrian Perikanan dan Kelautan, memberikan bantuan 10 unit bak kolam, dan 26.000 bibit Lele Sangkuriang, pada UPR Syari’ah, (26/12/2017) lalu. Dan, saat ini sudah 8 kolam yang dipanen, 2 lainnya, menunggu kedatangan Dispertanak Tomohon.
Peliput: Neno Karlina