TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Tingginya Angka Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu; melalui Dinas Pendidikan (Disdik), dengan menargetkan 50 anak putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikannya secara gratis.
Kepala Dinas Pendidikan Kotamobagu, Rukmi Simbala melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Rastono Sumardi mengatakan, program tersebut adalah salah satu upaya untuk mengurangi angka putus sekolah di Kotamobagu.
“Program untuk anak putus sekolah, sedikitnya 50 anak putus sekolah bakal terima bantuan, masing-masing terima perlengkapan sekolah seperti seragam, buku-buku dan uang transportasi selama 6 bulan,” Beber Rastono, Senin (11/06/2018).
Dikatakannya, penyebab meningkatnya angka putus sekolah, salah satunya karena faktor ekonomi keluarga yang semakin mendesak. Sehingga justru membuat anak-anak harus menghentikan proses pendidikannya.
“Anak putus sekolah karena faktor ekonomi juga, sering kali menjadi penyebab. Dan di tahun ajaran ini kami siapkan dana 150 juta rupiah untuk 50 anak putus sekolah dan kembali ke sekolah. Masing-masing bakal menerima trasportasi selama enam bulan sebesar tiga juta rupiah. Tetapi kami akan upayakan juga untuk sebagian anak yang faktor lain sehingga mereka putus sekolah. Yang terpenting dia sekolah dulu, kalu dia sudah sekolah nanti akan di sentuh dengan program lanjutan mungkin beasiswa,” jelasnya.
Dengan program ini juga kata Dia, dapat memotivasi anak-anak tentang pentingnya mengenyam pendidikan serta mengingatkan kembali dan menyelamatkan generasi mendatang.
“Kalau memang program ini sangat membantu masyarakat dan dibutuhkan. Maka kami bakal melanjutkan program ini, karena ini merupakan program pertama kami. Ini juga untuk menyelamatkan generasi,” tukasnya.
Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat khususnya orang tua agar dapat melaporkan anak-anaknya ke Pemerintah Desa maupun Kelurahan agar dapat melanjutkan proses pendidikan dari anak itu sendiri.
“Kami membantu mempublikasikan siapa yang membutuhkan ini yang memang ada sekolah terus putus karena sudah tidak mampu, coba dilaporkan melalui pemerintah desa/kelurahan, dan dari desa/kelurahan melapor di dinas pendidikan. Dan dari dinas bakal kunjungi kerumahnya, di mendata keluarga dan nama anak tersebut, dan tanya apa faktornya putus sekolah,” pungkasnya.
Neno Karlina