TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Komisioner KPU Kabupaten Bolaang Mongondow periode 2018-2023 diresmikan, di Jakarta, Selasa (30/10/2018). Namun, Fahmi Ghazali Gobel juga merupakan tokoh muda yang mampu membawa proses demokrasi di daerah Totabuan ke arah lebih baik.
Kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah di tanah Totabuan, mengalami peningkatan signifikan. Bolmong yang terkenal selalu menimbulkan masalah di setiap pemilihan, tidak terjadi lagi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dipimpin oleh Fahmi. Catatan berbagai pihak, tak pernah terjadi demonstrasi di KPU Bolmong, menuntut ketidakadilan proses pemilihan.
Ketua KPU Bolmong periode 2013-2018 Fahmi Gobel, merupakan sosok pembaharu dalam proses demokrasi di Bolmong, tak ada catatan buruk, bahkan di Pilkada 2017 silam, Bolmong dikategorikan sebagai daerah teraman dalam pilkada serentak se-Indonesia. Fahmi saat ditanya kiat suksesnya penyelenggaraan pileg dan pilpres 2014, pilkada gubernur 2015 dan Pilkada Bupati 2017, mengatakan kuncinya adalah terbuka, koordinasi dengan Panwas, Pemda, Kepolisian, serta memberikan informasi lengkap kepada partai politik atau peserta pemilihan. “Kuncinya koordinasi, dan harus terbuka, jaga integritas, dan manfaatkan media masa sebagai pilar keempat demokrasi,” kata Fahmi.
Sementara, beberapa petinggi parpol di Bolmong saat dimintai tanggapan soal kepemimpinan Fahmi di KPU Bolmong mengatakan puas dan merasa haknya dilindungi. Salah satunya, Hasan sekretaris partai Demokrat Bolmong merasa terlayani dengan baik bila berurusan dengan KPU. “Kelebihan Fahmi, dia sendiri yang menginformasikan tahapan kepada parpol, bahkan tak henti-hentinya mengingatkan bila ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh parpol, sehingga kami merasa puas dengan pelayanan KPU Bolmong,” kata Hasan, yang diiyakan Sekretaris PKB Bolmong, Altap Mokdompit seraya menambahkan, Komisioner baru juga harus proaktif menginformasikan tahapan kepada parpol maupun stakeholder lain.
Data dihimpun, tak banyak tokoh muda yang berhasil memimpin sebuah lembaga hingga tuntas, namun Fahmi sendiri meskipun tawaran dari partai menggiurkan untuk ikut pencalegan 2019, namun dia memilih menyelesaikan tugas dengan baik. Bahkan, tahapan terakhir dikala dia masih memimpin pun dituntaskan dengan baik, misalnya membuat keputusan tentang Kampanye. “Dimasa akhir, sebelum 13 Oktober lalu berakhir masa tugas, tanggal 12 kami masih pleno perubahan keputusan tentang kampanye. Jadi, tuntaskan tugas dengan baik, sehingga komisioner baru tinggal melanjutkan tahapan,” urai Fahmi, yang kini kembali menjadi seorang jurnalis ini.
Disinggung apa yang jadi harapan untuk Komisioner yang baru dilantik Selasa sore di Jakarta, Fahmi menjawab, proses demokrasi di Bolmong harus lebih baik lagi. Komisioner harus mampu menjaga integritas, lepas semua kepentingan, koordinasi dengan stakeholder, lindungi hak peserta maupun warga negara, maka pasti tugas diemban akan lancar. “Jangan pernah terpengaruh pihak luar dalam mengambil keputusan. Dasarkan pada regulasi, bila ragu ada ruang koordinasi dan kosultasi,” imbuh Fahmi.
Disisi lain, Fahmi mengatakan Bolmong memiliki luas wilayah yag cukup besar yang terbagi dalam 15 kecamatan, dan 202 desa/kalurahan merupakan tantangan berat. Apalagi, elit politiknya luar biasa.
Sehingga, Ketua KPU yang baru harus mampu memposisikan diri baik sebagai pemimpin, sebagai leader dan sebagai pemegang amanah penyelenggara. “Daftar pemilih Bolmong 168 ribuan, prediksi TPS 600 an, dengan luas wilayah besar, maka harus pintar pengelolaannya,” kata Fahmi.
Apalagi, kata Fahmi sekretariat KPU Bolmong masih lemah dalam struktur, tidak ada sekretaris, tidak ada kasubag hukum dan kasubag teknis, pegawai minim, maka komisioner baru juga memiliki PR dalam menunjang tahapan. Karena pengajuan pejabat di lingkup sekretariat tak sama dengan lalu, semua sentralistik yang membutuhkan koordinasi cepat dengan KPU Provinsi maupun pusat.
Tim Totabuan News