Komisi III Dekot Dorong Pemberantasan DBD di Kotamobagu

0
71
Herry F Coloay

TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kotamobagu, seriusi meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi sejak awal tahun 2019. Hal ini dikatakan Sekertaris Komisi,  Herry Franky Caloay kepada TOTABUAN.NEWS, Kamis, (31/01/2019).

“101 kasus DBD di Kotamobagu, untuk awal tahun, padahal kalkulasi untuk keseluruhan tahun kemarin hanya 95 kasus, artinya ini meningkat dan butuh penanganan serius, meskipun kita belum masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB), karena belum ada yang meninggal,” katanya.

Menurutnya, Komisi III mendorong penuh, dan telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan guna cepat memberantas nyamuk. “Kami telah menghubungi Dinkes, dan meminta instansi teknis ini untuk gerak cepat, dan terus menindaki hal ini, agar tidak mewabah sampai mengakibatkan kematian. Di samping itu tentu kami minta, harus ada sosialisasi 32 desa/kelurahan terus menerus ke masyarakat,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, bukan tidak menutup kemungkinan akan ada Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengenai hal ini. “Kedepan kami akan memanggil Dinkes RDP, untuk mempertegas memperjelas, upaya yang dilakukan terkait penanganan DBD,” ujarnya.

Meski demikian, pihaknya, meminta masyarakat untuk turut bekerjasama membantu pencegahan mewabahnya DBD. “Fighting itu bukan solusi. Jangan, Dinkes sudah sosialisasi, sudah berupaya namun kalau masyarakatnya tidak mau hidup bersih, ya tidak ada gunanya juga. Sehingga sama-sama kita menjaga kebersihan, pembersihab selokan-selokan, dengan kerja bakti,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes, Devie Ch. Lala mengatakan, dari kasus terjadi sebagian besar berasal dari daerah lain. “Dari anak-anak, remaja, dan dewasa, semuanya 35 kasus, yang layak fogging baru 9, artinya belum setengah. Jadi, sebagian besar didapat dari mana, mungkin kenak di mana, apalagi ini baru abis liburan. Bisa jadi, karna ini se-Sulut, digigitnya di daerah lain, tapi panasnya pas pulang Kotamobagu,” ujarnya.

Dijelaskannya, cuaca tidak menentu juga bisa jadi pemicu jentik berkembang biak. “Bisa jadi, karna kondisi cuaca, tapi perlu diingat fogging masal juga belum bisa dilakukan, karena ini belum wabah. Kita masih mempertimbangkan, jangan sampai justru fogging juga bisa, justru membuat nyamuk kebal apalagi ini racun, dan tentu juga tidak lepas dari biaya,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, pihaknya berupaya meminimalisir dengan mengambil tindakan, termasuk imbauan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Untuk menekan penyebaran penyakit DBD, kami melaksanakan PSN (Pembarantasan Sarang Nyamuk). Sebab ini yang sangat efektif untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Di samping tentu terus mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, dengan 3M, (Menguras, Menutup, Mengubur),” tutupnya.
Neno Karlina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.