TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Lenso Ulu atau penutup kepala khas suku Mongondow, memiliki berbagai jenis, dan motif, sesuai peruntukan penggunaannya. Penutup kepala berbahan dasar tenun Sikayu ini, terbagi menjadi empat jenis yaitu, Kalembau, Putong, Kiniput, Pinilat, dan Sinisip.
“Kalembau diperuntukan dipakai pemimpin, baik perang atau pemerintah wilayah. Contoh Lenso Ulu jenis ini, yang ada di monumen Patung Bogani, kata Budayawan Mongondow, Chairun Mokoginta, Kamis, (21/02/2019).
Dijelaskannya, untuk Lenso Ulu jenis Putong, hanya bisa digunakan oleh Raja Mongondow saja. “Selain itu, Kiniput, Sinisip, dan Pinilat, digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Masing-masing juga, memiliki model yang punya arti tersendiri. Ada yang ikatannya, di samping atas telinga kanan, itu artinya, raja harus mendengar keluhan masyarakat,” jelasnya.
Untuk motif, lanjutnya, suku Mongondow sering menggunakan perumpamaan yang dekat dengan lingkungan. “Untuk warna dasar Lenso Ulu, adalah cokelat tua, perpaduan antara warna hitam dan putih. Sedangkab motif, ada Kinalotak, atau Ato-atoy (Daun Unggu), dengan arti terlindungi dari berbagai penyakit. Malasay (Daun Jarak), mengadopsi itu dengan harapan orang yang menggunakan ini selalu sehat. Ada juga Motif Batuan, yang menggambarkan kehidupan bersosial dalam bermasyarakat,” ujarnya.
Dirinya berharap, ragam dan budaya ini bisa terus dilestarikan, dan dikenalkan.
“Seharusnya, hal begini harus dimasukkan ke dalam Muatan Lokal (Muatan Lokal), biar ini basa terus dikenalkan kepada anak-anak, sebagai generasi penerus,” singkatnya.
Senada, Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kotamobagu, Daerah Pemilihan (Dapil) 1, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rensa Bambuena, mendorong agar pemerintah untuk proaktif, dalam melihat apa yang kemudian harus dimasukkan dalam Muatan Lokal (Mulok). “Ini penting. Bagaimana cara pemerintah dalam hal ini dinas terkait, agar anak-anak bisa lebih banyak referensi untuk mata pelajaran Mulok. Disamping itu, dorongan dan penekanan penggunaan Bahasa Mongondow dalam sekolah, perlu ada,” singkatnya.
Tim Totabuan News
