TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Maksimalkan manfaat petak sawah, Anto Mamonto, (55), warga Desa Poyowa Besar I, Kecamatan Kotamobagu Selatan, melepaskan bibit ikan, bersamaan dengan bertumbuhnya padi. Metode yang dinamakan Mina Padi ini, telah dia lakukan sejak tahun 1986 di persawahan Arwana Monogid. “Ini agar kita bisa panen sekalian. Panen padi, dan juga ikan. Jadi lebih produktif,” katanya.
Menurutnya, untuk ukuran petak 25×25 meter, bisa dilepas 5.000 (lima ribu) ekor. “Asal kita perhatikan, kan padi hanya penanaman, penyemprotan, dan penyiangan. Nah, saat penyemprotan inilah, air harus banyak, dan ukuran pestisida harus sesuai takaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, untuk ikan ukuran 2,5 sampai 3,5 Cm, bisa membutuhkan 2 (dua) bulan waktu panen. “Asal setiap hari dua kali diberi makan, pagi dan sore. Jadi pertumbuhannya bisa bersesuaian dengan waktu panen padi,” ucapnya.
Dalam sekali panen, lanjutnya, dirinya bisa meraup omset ratusan juta rupiah. “Kan harga beras ditambah harga panen ikan, ya lumaian. Bahkan, hasilnya lebih besar dari gaji pertahunku. Apalagi ini baik untuk pemanfaatan lahan sempit dan sumber ketahan pangan kita,” tambahnya.
Dirinya berharap, para petani padi sawah, bisa mengikuti apa yang dilakukannya.
“Sayang, kita tidak tahu beratus-ratus uang kita hanya ke daerah tetangga untuk harga beli ikan saja. Padahal, metode ini sangat menguntungkan. Semoga bisa dicontoh dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Peliput : Neno Karlina