TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Di tengah proses evakuasi korban longsornya tambang Super Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Tim SAR Gabungan, mendapat kendala. Pasalnya, mereka diduga, kesulitan melakukan pengisian bahan bakar untuk mobil Resque yang diketahui berplat merah, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Matali.
“Setiap hendak melakukan pengisian BBM Solar di SPBU Matali, tidak pernah dilayani. Alasannya, pihak SPBU tidak melayani mobil plat merah,” kata Kepala Bidang (Kabid), Tanggap Darurat BPBD Bolmong, Rafik Alamri, Rabu (6/3/2019).
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kota Kotamobagu, Meiddy Makalalag menyayangkan hal tersebut.”Ini keadaan tanggap darurat, seharusnya mereka membuka ruang, karena ini untuk misi kemanusiaan. Malah, harusnya mereka (Tim SAR) diprioritaskan, bukan bersikap tidak manusiawi,” kesalnya.
Menurutnya, DPRD tak segan-segan untuk menindaklanjuti hal ini, dengan melakukan pemanggilan terhadap pihak SPBU. “Kami akan melakukan pemanggilan, terhadap pihak SPBU Matali, untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP). Intinya, kami selaku Perwakilan Rakyat tidak terima, dengan sikap mereka (SPBU Matali). Mereka tidak tahu betapa sulitnya tim SAR dalam mengevakuasi korban. Jika mungkin dugaan ini memang benar, maka tidak menutup kemungkinan, izin SPBU Matali bakal dicabut,” tegasnya.
Hingga berita ini tayang, Totabuan.News belum bisa mendapatkan konfirmasi resmi, dari pihak SPBU Matali.
Peliput : Neno Karlina
