TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Kuliner khas Sulawesi Utara, Bubur Manado, atau yang lebih dikenal Tinutu’an di Kota Kotamobagu, menjadi primadona usai masyarakat Kotamobagu merayakan Lebaran. Paling tidak itu yang dikatakan Jauria Syukur (54), warga Motoboi Kecil yang memiliki usaha kantin makan Payung Pojok.
Menurutnya, kuliner perpaduan antara Labu, sayur mayur dan mie ini, sudah diburu konsumen sejak dua hari usai lebaran hingga puncak lebaran ketupat. “Iya, mungkin mereka mulai bisan dengan daging atau ikan, sehingga ingin menetrasilirkan cita rasa dengan sayur mayur,” katanya, Senin, (17/06/2019).
Dijelaskannya, saking banyak permintaan, dalam sehari dia bisa meraup omset hingga ratusan ribu. “Kerap kali kita kehabisan. Biasanya, dalam sehari sekali saja saya. mengolah buburnya, tapi ini bisa sampai 3 atau 4 kali. Tentu, banyak pengunjung, rezeki juga bertambah, alhamdulilah. Kalau dikalkulasi, ya enam ratusan, maksimal adalah,” ungkapnya.
Terpisah, Novita Paputungan, pengunjung asal Kelurahan Mogolaing mengatakan, sudah mengunjungi beberapa kedai, sebelum akhirnya mampir ke kedai Payung Pojok.”Iya, rata-rata di kantin atau kedai-kedai habis semua. Mungkin saat ini orang Kotamobagu rata-rata berburu Tinutu’an, sehingga semua kantin kehabisan stok,” candanya.
Senada, Masni Kolopita, warga Kelurahan Matali mengatakan, saat ini memang paling pas mengkonsumsi Tinutu’an. “Usai makan daging, dan menu yang hampir sama di setiap rumahnya, apalagi ini musim penghujan, sudah pas sekali kalau kita menyantap Tinutu’an ditambah tahu goreng, kacang, dan telur rebus,” singkatnya.
Neno Karlina