TNews, KOTAMOBAGU – Seperti kata peribahasa karena mulut badan binasa, hal itu dialami anggota DPRD Sulut dapil BMR James Tuuk. Karena pernyataannya saat paripurna di DPRD sulut beberapa hari lalu, yang meminta pemprov menghentikan dana hibah untuk pemkab Bolmong, akhirnya membuat dirinya babak belur karena mendapat hujan kritikan dari berbagai pihak.
Mulai dari akademisi, tokoh masyarakat, tokoh politik, bahkan teman sesama anggota DPRD Sulut dapil BMR pun ikut menyayangkan pernyataan James Tuuk tersebut.
Salah satu LSM pun ikut mengkritik pernyataan saudara kandung wakil Bupati Bolmong Yanny Tuuk itu. LSM Lidik Pro Sulut, melalui Parindo Potabuga. Mengatakan pernyataan Jems Tuuk sangat jauh dari nilai-nilai kebersamaan dan komitmen kemongondowan. Padahal, Tuuk duduk di bangku DPRD Privinsi karena hasil dari suara masyarakat Bolaang Mongondow.”Jems Tuuk harusnya intropeksi diri, jika memang ada konflik dengan pimpinan di daerah Bolmong, maka jangan libatkan kepentingan rakyat dalam setiap keputusan”,kata Potabuga.
Lanjutnya, seorang legislator harusnya menjadi problem solver di tengah-tengah polemik pemerintahan dan kepanikan masyarakat, bukan malah menjadi giff problem yang pada akhirnya berdampak pada pemerintahan Daerah. “Sudah sangat jelas bahwa yang menjadi persoalan lahirnya opini Disclaimer karena hilangnya sebahagian aset terdahulu dan hari ini masih tertata di Pemkab Bolaang Mongondow, harusnya selaku Legislator Jems tuuk memberikan solusi tentang konsep apa dan bagaimana agar bisa keluar dari opini tersebut, bukan memberikan statemen tak berbobot,” tegasnya.
Selanjutnya, agar posisi kaukus BMR tetap dipercaya sebagai representatif masyarakat bolmong maka Jems Tuuk baiknya meminta maaf kepada seluruh masyarakat BMR, karena sikap dan pernyataannya akan menjadi presenden buruk buat legislator lainnya. “Silahkan minta maaf ke masyarakat bolmong,karena Jems tuuk dipilih bukan untuk membuat gaduh pemerintahan Bolmong,tapi berbuat untuk kemaslahatan masyarakat BMR,” tutupnya.
Konni Balamba
