TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Sejak mendapat bantuan 25 ekor kambing dari Kementrian Pertanian (Kementan) RI, Selasa, (25/06/2019) lalu, Pumuda Tani Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Kotamobagu Barat memanfaatkan grup “WhatsApp” (WA), untuk berkomunikasi guna pengurusan perawatan kambing-kambing setiap harinya. “Ya kita-kita, tinggal mengkonfirmasikan lewat grup WA saja, siapa-siapa yang hendak memberi makan,” kata Alfian Limpaton, salah seorang anggota Pemuda Tani, Senin, (01/07/2019).
Menurutnya, petani-petani milenial ini, memanfaatkan teknologi, guna mempermudah koordinasi dalam perawatan kambing-kambing yang nantinya, akan dikembang-biakkan dan diambil kotorannya. “Ini (kotoran kambing) akan dijadikan pupuk organik. Ini sangat baik untuk mendorong produksi. Selama ini kita hanya membali pupul saja. Disamping tentu banyak manfaat yang lainnya,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, pihak Dirjen Perkebunan RI sudah melakukan penelitian terhadap lahan nantinya akan menjadi contoh penerapan pupuk organik. “Dari hasil penelitian tersebut, Alhamdulillah kami mendapatkan kambing dan alat-alat pengolahan pupuk. Sebab, lahan perkebunan kami dinilai cocok untuk pengembangan kakao dengan mengunakan aplikasi pupuk organik,” kata Ketua Kelompok Pemuda Tani, Farid Potabuga.
Senada, menurut Kepala Bidang Perkebunan, Holtikultura dan Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kotamobagu Ramjan Mokoginta, penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
“Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) tidak mengalami kerusakan juga produk pertanian menyehatkan dengan tidak terkontaminasi zat kimia.Petani juga kata Dia diuntungkan, karena bisa menekan biaya produksi dibandingkan pupuk kimia. Kami tidak henti-hentinya mengajak petani agar menggunakan pupuk organik dibandingkan kimia,” jelasnya.
Menurutnya, penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan tentu akan menimbulkan kerugian bagi petani, karena akan menyebabkan terjadi kerusakan kontur tanah. Apabila, kontur tanah tersebut mengalami kerusakan dipastikan produksi dan produktivitas pangan berkurang. “Di samping itu, juga rawan terhadap serangan hama penyakit tanaman. Jadi kami minta petani agar menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak itu,” tutupnya.
Neno Karlina