Jualan Sinandoy untuk Lestarikan Kuliner Tradisional Mongondow

oleh -24 Dilihat
Olahan campuran daging, tulang punggun, dan rusuk sapi, yang merupakan bahan dasar membuat kuliner khas suku Mongondow, Sinandoy.
TNews, KOTAMOBAGU – Kuliner khas tradisional Suku Mongondow   Sinandoy terus dilestarikan oleh pasangan suami istri, Yeyen Sugeha, Friska Mahkia Bambuena, atau yang lebih dikenal dengan mama/papa Nizam.
Kuliner yang dahulunya hanya dihidangkan pada acara adat, secara umum berbahan dasar daging. Tidak sembarang, daging yang digunakan juga bukan hanya daging saja, tetapi dicampur dengan tulang punggung dan rusuk, juga sejumlah bumbu khas dalam jumlah yang telah ditentukan. Sehingga, butuh keahlian khusus dan teknik olah yang baik untuk bisa menghasilkan Sinandoy yang nikmat.
Salain itu, yang menarik dengan kuliner khas Mongondow yang satu ini adalah, cara masaknya yang harus diisi di dalam bambu, kemudian dibakar. Gurih daging, wangi rempah, bercampur aroma bambu membuat kuliner ini sangat disukai. Hal ini pulalah yang memotivasi pasangan muda ini, agar tetap konsisten mempertahankan kuliner tradisional yang sudah mulai jarang ditemui.
“Siiring perkembangan zaman, setiap desa/kelurahan mengalami pergeseran juga. Sekarang banyak cara olah Sinandoy yang tidak lagi sesuai dengan masa lalu, misalnya karena ingin praktis, kerap kuliner ini tidak lagi dimasak menggunakan bambu. Jelas ini merusak citarasa dan mengikis keaslian budaya,” kata Papa Nizam, Senin, (14/10/2019).
Meski tergolong kaum melenial, lanjut ayah 3 orang anak ini, sudah seharusnya sebagai warga asli Mongondow kita harus melestarikan dan bangga dengan peninggalan leluhur.
“Apalagi ini usaha. Tidak perlu gengsi dan malu untuk berkreasi dan berdagang, terutama kuliner khas tradisional,” ujarnya.
Dirinya berharap, pemerintah dapat menyelenggarakan ivent besar mengenai kuliner tradisional, khusus kaum milenial. “Di kotamobagu sangat banyak pemuda yang bisa seperti saya, jika pemerintah kota bisa membuat satu ivent kuliner khusus untuk kaum milenial, akan sangat bagus. Ini suatu langkah untuk terus memperkenalkan generasi muda terhadap warisan leluhur dan melestarikannya, semoga saja,” pungkasnya.
Neno Karlina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.