TNews, BANDUNG – Menjelang natal dan tahun baru Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan pemantauan harga pangan di pasaran. Dari pemantauan, harga gula pasir mulai naik.
Pemantauan harga dilakukan Kemendag di Pasar Kiaracondong, Kota Bandung pada Selasa (26/11/2019). Rombongan Kemendag yang dipimpin langsung Sekjen Kemendag Oke Nurwan mengecek satu persatu kios untuk menanyakan harga.
Dari hasil pemantauan itu, Kemendag mendapati adanya kenaikan harga gula pasir. Harga gula pasir yang seharusnya sekitar Rp 12.500 dijual dengan harga Rp 13.000 per kilogram.
“Tadi mungkin pola beli antara penjual dan pemasok sehingga ada harga gula yang dijual di atas. Harga 12 setengah (rupiah) mereka jual 13 ribu (rupiah),” ucap Oke usai pemantauan.
Oke mengatakan harga gula Rp 13 ribu tersebut dikarenakan para pedagang menjual dengan sistem konsinyasi. Artinya, para penjualan mengambil terlebih dahulu barang untuk dijual kepada konsumen.
“Tadi distributornya, pola pembeliannya karena mereka sistemnya konsinyasi bisa diambil dulu ada yang seminggu atau dua minggu sehingga mereka membeli dengan harga yang mengharuskan menjual di harga eceran tertinggi,” kata dia.
Oke mengatakan harga gula yang mengeret naik perlu ditekan. Oleh karenanya, Kemendag akan meminta Bulog untuk memasok gula kepada para pedagang di pasar.
Menurut Oke, pihak Bulog menyanggupi untuk memasok gula dengan harga rendah sehingga dapat dijual di kisaran Rp 12 ribu per kilogram.
“Ini sudah saya mintakan ke Kabulog untuk memasok dengan harga yang wajar kepada mereka agar dapat dipertahankan harga di bawah eceran. Karena kalau harga sudah dipasok di Bulog dengan harga dari Bulog mereka sanggup menjual 12 ribu,” tuturnya.
“Tadi Bulog siap memasok mereka dengan harga yang bahkan Bulog harga dasarnya Rp 11 ribu sehingga ketika mereka mendapat dengan harga itu, mereka sanggup menjual dengan Rp 12 ribu sehingga harga eceran tertinggi Rp 12 ribu 500, bisa terkendalikan lah,” kata Oke menambahkan.
Selain harga gula, Kemendag juga mengecek stok beras di pasaran. Menurutnya, pasokan beras cukup aman bahkan Bulog memiliki stok hingga beberapa bulan ke depan.
“(Beras) aman. Bahkan beras rencananya akan dipasok juga oleh Bulog, beras medium dengan kondisi prima itu akan menjadi branch mart untuk stabilisator harga di pasar tradisional. Bulog pasti tetap memasok pasar tradisional. Stok Bulog berimpah. Enam bulan, tujuh bulan, aman,” katanya.
Sumber : detik.com