TNews, Jakarta – Lari saat ini menjadi populer dan dilakukan masyarakat dari berbagai kelompok usia. Aktivitas fisik yang mudah dan sederhana ini ternyata termasuk olahraga berat.
“Tergolong berat karena tidak hanya melibatkan kerja tulang dan otot, tapi juga sistem tubuh lain. Misal pernapasan dan peredaran darah yang bekerja lebih keras,” kata dokter spesialis tulang dr Kiki Nofianto, SpOT(K), yang juga menekuni lari sejak 2012.
Dengan fakta tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mulai lari. Berikut penjelasannya.
1. Usia
Lari memang bisa dilakukan semua usia, namun wajib menjadi perhatian jika telah memasuki usia lebih dari 40 tahun. Seiring usia, risiko cedera dan mengalami berbagai penyakit semakin tinggi. “Secara umum lari memang menurunkan risiko penyakit. Sebelum lari pastikan tubuh memang sanggup melakukannya, apalagi bagi yang berumur lebih dari 40 tahun. Jika ada indikasi tertentu mungkin bisa memilih olahraga lain,” kata dr Kiki.
- Perhatikan hasil general check-up
Untuk mengatahui kemampuan dan kesehatan tubuh, dr Kiki menyarankan check-up rutin satu tahun sekali. Hasil check up menjadi acuan memilih olahraga yang tepat. Beberapa indikasi harus menjadi perhatian. “Jika ada pengapuran di lutut, tekana darah tinggi, atau kadar kolesterol yang berantakan maka sebaiknya memilih olahraga yang lebih sesuai. Kondisi tubuh harus diperbaiki dulu sebelum mulai lari,” kata dr Kiki.
3. Jujur pada diri sendiri
Setelah tahu hasil check dan berkonsultasi pada dokter, langkah selanjutnya adalah jujur pada diri sendiri. Hal ini kadang memberi hasil yang tidak sesuai keinginan, misal batal ikut event lari. “Kejujuran menentukan kesiapan pelari. Jika memang kondisi tubuh tidak sesuai untuk lari, bisa dipilih olahraga lain misal berenang atau bersepeda. Lari bisa dilakukan jika kondisi tubuh sudah lebih baik,” kata dr Kiki.
Sumber : detik.com