Saksi Peradaban Kuno di Gunungkidul

0
1196

TNews, NASIONAL – Gunungkidul tidak hanya dikenal dengan pantainya yang cantik, Gunungkidul juga punya situs kuno. Namanya Situs Bleberan, yang berisikan puluhan bebatuan kuno.

Selain memiliki banyak tempat wisata Pantai, Kabupaten Gunungkidul ternyata memiliki tempat wisata edukasi yakni, situs Bleberan. Situs yang berada di Desa Bleberan, Kecamatan Playen ini menjadi bukti bahwa terdapat peradaban kuno di Gunungkidul.

Untuk mencapai situs tersebut, pengunjung hanya perlu melakukan perjalanan darat sejauh 34 kilometer dari jantung Kota Yogyakarta ke arah selatan. Sesampainya di Kecamatan Playen, pengunjung hanya perlu mengikuti petunjuk ke tempat wisata air terjun Sri Getuk.

Nantinya, sebelum sampai di Sri Getuk pengunjung akan menemukan papan penunjuk bertuliskan ‘Cagar Budaya Situs Bleberan’ di kanan jalan. Mengikuti petunjuk jalan itu, pengunjung akan diarahkan untuk menyusuri Jalan Dusun. Sekitar 5 menit menyusuri jalan tersebut pengunjung akan sampai di situs Bleberan.

Pantauan detikcom, lokasi situs Bleberan terdapat di tengah lahan dan berbentuk persegi dengan pagar yang besi yang mengelilingi tempat tersebut. Tampak pula beberapa pekerja tengah memperbaiki tempat tersebut.

Melongok lebih jauh, terdapat puluhan situs prasejarah berupa menhir, kubur batu hingga batu kenong yang tertata rapi. Bahkan, terdapat pula beberapa menhir berukuran panjang dan menyerupai tubuh manusia.

Merujuk papan informasi di lokasi tersebut, Dusun Bleberan telah menjadi tempat penampungan benda cagar budaya dari wilayah Kecamatan Playen sejak tahun 1998. Hal itu setelah di Dusun Bleberan ditemukan menhir yang masih utuh dan insitu dengan tinggi 408 cm, lebar 33 cm dan tebal 27 cm.

Pada sekitar menhir tersebut juga banyak ditemukan fragmen menhir dan fragmen peti kubur batu. Oleh karena itu, tempat tersebut sebenarnya merupakan salah satu situs prasejarah yang ada di Gunungkidul. Terlebih, benda cagar budaya yang terdapat di penampungan Bleberan merupakan hasil pengamanan dari Kecamatan Playen dan sekitarnya. “Benda-benda tersebut secara keseluruhan berjumlah 57 buah yang terdiri atas 23 buah menhir, 1 buah, kepala menhir, 28 buah peti kubur batu, 2 buah patok peti kubur batu dan 3 buah batu kenong,” tulis pada papan informasi tersebut.

Perlu diketahui, menhir merupakan batu tegak yang berasal dari budaya megalitik yang merupakan objek pemujaan. Terkadang dalam menhir terdapat pahatan menyerupai bentuk tubuh manusia.

Pada umumnya, menhir ditancapkan dalam posisi tegak, namun demikian ada pula yang telentang. Jenis menhir dalam posisi telentang di Sumatera disebut sebagai batu mayat, batu bedil, atau batu meriam.

Kepala Bidang Pelestarian dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Agus Mantara mengatakan, bahwa situs Bleberan ini untuk memperkenalkan keberadaan cagar budaya ke masyarakat.

Menurutnya, pengenalan itu dilakukan dengan program pihaknya, yakni wajib kunjung situs kepada pelajar, mahasiswa, guru dan juga masyarakat. “Harapannya dengan pengenalan itu masyarakat mau ikut menjaga keberadaan situs bersejarah di Gunungkidul,” katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (27/11/2019).

Lanjut Agus, wewenang pengelolaan cagar budaya di Desa Bleberan memang sepenuhnya milik BPCB Yogyakarta, dan pihaknya hanya menjadi pelaksana di lapangan. Terlepas dari hal tersebut, Agus menyebut Gunungkidul adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi besar akan keberadaan cagar budaya. “Contohnya seperti Gua Braholo yang pernah dihuni manusia puluhan ribu tahun yang lalu, hingga keberadaan candi yang tersebar di beberapa Kecamatan di Gunungkidul,” kata Agus.

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.