Hal Ini Bakal Terjadi di 26 Desember 2019

0
115

TNews, JAKARTA – Gerhana Matahari Cincin ini menjadi perhatian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Mereka bahkan membuat thread atau utas di akun Twitter @infoBMKG soal fenomena alam ini, yang salah satu cuitannya menyebut sejumlah kota atau kabupaten di beberapa provinsi di Indonesia yang bakal dilintasi gerhana.

Berikut beberapa wilayah yang warganya beruntung bisa melihat fenomena Gerhana Matahari Cincin 26 Desember ini, menurut pernyataan resmi BMKG.

Aceh:

Sinabang dan Singkil. Periode Gerhana Matahari Cincin di kedua wilayah tersebut dapat diamati mulai pukul 11.53 WIB hingga 12.01 WIB.

Sumatra Utara: Sibolga, Pandan, Tarutung, Padang Sidempuan, Sipirok, Gunung Tua, dan Sibuhuan. Periode Gerhana Matahari Cincin akan berlangsung mulai pukul 12.02 WIB hingga 12.09 WIB.

Riau:

Pasir Pengaraian, Dumai, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, dan Selat Panjang. Durasi Gerhana Matahari Cincin diprediksi akan berlangsung mulai pukul 12.09 WIB hingga 12.21 WIB.

Kepulauan Riau:

Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Batam, dan Bandar Seri Bentan. Prediksi terjadinya Gerhana Matahari Cincin berlangsung mulai pukul 12.24 WIB hingga 12.27 WIB.

Kalimantan Barat: Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang, dan Putussibau. Momen berlangsungnya Gerhana Matahari Cincin diprediksi mulai dari pukul 12.42 WIB hingga 12.57 WIB.

Kalimantan Timur:

Tanjungredep. Gerhana Matahari Cincin diprediksi berlangsung mulai pukul 13.09 WITA hingga 13.12 WITA.

Kalimantan Utara:

Tanjungselor. Periode Gerhana Matahari Cincin berlangsung mulai pukul 13.09 WITA hingga 13.11 WITA.

Waktu mulai gerhana paling awal terjadi di Sabang, Aceh, pada pukul 10.03 WIB.

Sementara kota yang waktu mulai gerhana paling terakhir adalah Merauke, Papua, pada pukul 14.37 WIT.

Puncak Gerhana Matahari Cincin ini juga berbeda-beda di setiap daerah. Di Indonesia, daerah yang mengalami waktu puncak gerhana paling awal adalah Sabang yang terjadi pada pukul 11.49 WIB. Adapun kota yang mengalami waktu puncak gerhana paling terakhir adalah Jayapura, sekitar pukul 15.51 WIT.

Gerhana Matahari Cincin tak hanya melintasi langit Indonesia. Beberapa wilayah lain juga dilintasi oleh fenomena tersebut, yaitu Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Samudra India, Samudra Pasifik, Singapura, dan Malaysia.

Mengenal Gerhana Matahari Cincin.

Secara umum, gerhana matahari  terjadi ketika cahaya matahari terhalang oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Fenomena ini dipicu pergerakan dinamis antara Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat fase bulan baru atau new moon.

Sedangkan Gerhana Bulan terjadi ketika cahaya matahari terhalang oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Fenomena ini terjadi pada saat fase purnama atau full moon.

Lantas, bagaimana dengan Gerhana Matahari Cincin? Seperti namanya, fenomena ini membentuk matahari persis seperti cincin. Penyebabnya, posisi Matahari, Bulan, dan Bumi tepat berada dalam satu garis dan pada saat itu, piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

Pada fase puncak gerhana, Matahari yang tertutup piringan Bulan tersebut akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengah dan terang di bagian pinggir.

Bagi pemburu fenomena astronomi, Gerhana Matahari Cincin yang akan menyapa Indonesia dalam 12 hari lagi tentu sangat sayang untuk dilewatkan. Sebab untuk menyaksikan gerhana matahari cincin berikutnya, kamu harus menunggu 12 tahun lagi, yakni pada 21 Mei 2031.

Masyarakat Jakarta Masih Bisa Lihat

Masyarakat Jakarta juga dapat menyaksikan fenomena alam ini, kendati tidak akan dilewati oleh bayangan utama (umbra), yang menjadikan fenomena yang terlihat berupa Gerhana Matahari Parsial. Pada langit Jakarta, Bulan mulai bergerak menutupi Matahari pukul 10.42 WIB, puncaknya pukul 12.36 WIB Matahari akan tertutup 72 persen oleh Bulan, sehingga cahayanya akan redup dan berakhir pukul 14.23 WIB.

Sebagai catatan, masyarakat yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari Cincin ini perlu memperhatikan keamanan mata. Menurut Eko Wahyu Wibowo, Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukkan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta berkata, peristiwa fenomena alam ini tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, mengingat kuatnya pancaran cahaya Matahari yang dapat merusak mata.

Planetarium dan Observatorium Jakarta sendiri berencana akan memfasilitasi masyarakat yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari Cincin, dengan membagikan 5.800 kacamata khusus dilengkapi filter jenis ND5 yang mampu meredupkan cahaya matahari hingga 100.000 kali.

“Acaranya dimulai pukul 07.00 WIB sudah bisa registrasi dan akan langsung dibagikan kacamata. Gratis, tidak dipungut biaya, dan buat semua kalangan. Syaratnya, masyarakat hanya perlu datang ke Planetarium dan Observatorium Jakarta pada 26 Desember 2019 mendatang,” ujar Eko pada 13 November 2019 silam.

 

Sumber : Kumparan

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.