TNews, WISATA – Taman Bantimurung terkenal sebagai tempat wisata batuan kars di Maros. Rupanya taman ini dijuluki sebagai kerajaan kupu-kupu dari Sulawesi Selatan.
Sejak dahulu, Taman Wisata Alam Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan telah berjuluk Kingdom of Butterfly atau kerajaan kupu-kupu. Dimana ada sekitar 240an spesies kupu-kupu yang hidup di kawasan itu.
Namun, tahukah anda, jika kemunculan kupu-kupu dalam jumlah yang begitu banyak, hanya terjadi dua kali dalam setahun, saat peralihan musim hujan ke kemarau ataupun sebaliknya.
Seperti saat ini, ribuan ekor kupu-kupu dengan berbagai jenis spesies bermunculan di beberapa titik di dalam areal kawasan Bantimurung. Fenomena langka ini, terjadi karena kupu-kupu sedang menetas dalam skala yang besar. Hal inipun makin menambah keeksotisan objek wisata ini. “Jadi ini terjadi hanya dua kali dalam dua tahun saja. Makanya pemandangan ini sangat langka. Mereka ini memang sedang menetas tapi dalam jumlah yang besar,” kata Kepala Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Yusak Mangetan, Minggu (08/12/2019).
Biasanya, fenomena ini berlangsung hanya selama 1 hingga 2 pekan di setiap peralihan musim. Kupu-kupu cantik dengan beragam corak dan warna itu akan mati dengan sendirinya jika mencapai waktu antara 15 sampai 30 hari.
Di dalam areal kawasan wisata ini, ada lokasi yang paling banyak dihinggapi oleh kupu-kupu. Berjarak sekitar 1 kilometer dari air terjun, atau tepatnya di telaga Kassi Kebo, ribuan ekor kupu-kupu hingga di tepian danau dan sesekali terbang berkeliling. “Nah di sini itu kan masih sepi dari pengunjung yah. Makanya salah satu tempat favorit mereka itu di sini (telaga Kassi Kebo). Kalau titiknya sih ada 4 sampai 5 titik mereka berkumpul di dalam kawasan ini,” lanjutnya.
Hanya saja, untuk menyaksikan mereka berkumpul seperti itu, pengunjung haruslah datang lebih pagi. Karena kupu-kupu ini hanya ada saat matahari pagi mulai naik sampai siang hari. Setelahnya, mereka akan terbang masuk ke dalam hutan dan sudah sulit dijumpai. “Waktunya itu hanya antara jam 8 sampai 11 siang. Itupun kalau tidak hujan yah. Nah paling banyak itu kalau cuacanya terang. Kita bisa lihat ribuan kupu-kupu itu berkumpul di atas pasir di tepian telaga,” sebutnya.
Kemunculan ribuan ekor kupu-kupu ini, kata Yusak, menepis anggapan banyak pihak, jika Bantimurung yang dijuluki kerajaan kupu-kupu itu hanya legenda saja. Karena habitat mereka telah terusik oleh kegiatan pariwisata dan juga oleh perburuan manusia.
Saat ini, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung mencatat ada 247 jenis spesies kupu-kupu endemik yang hidup di dalam kawasan taman nasional. Lima spesies kupu-kupu diantaranya, telah masuk dalam status hewan dilindungi oleh Pemerintah. “Selama inikan banyak yang bilang kalau di Bantimurung ini sudah tidak ada kupu-kupu. Iya, karena inikan ada musimnya. Buktinya kita bisa lihat sendiri kan. Yang dibuat warga jadi souvenir itu bangkainya. Karena kan umur kupu-kupu ini singkat,” terangnya.
Fenomena unik inipun menjadi daya tarik tersendiri bagi para traveler. Mereka memanfaatkannya dengan berfoto berlatar ribuan kupu-kupu cantik yang terbang dan hinggap di tepian danau. Apa lagi, beberapa jenis kupu-kupu yang ada di tempat itu sangat jinak dan kadang hinggap di badan. “Ini pemandangan yang sangat luar biasa dan baru pertama kali saya lihat. Bisa berfoto dengan ribuan ekor kupu-kupu cantik ini tidak ada di tempat wisata manapun di Indonesia, hanya ada di sini. Ternyata benar kalau Bantimurung ini memang kerajaan kupu-kupu,” kata seorang traveler dari Bandung, Irwan.
Sumber : detik.com