TNews, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara terkait penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina yang terjadi di tengah melonjaknya harga minyak dunia. Menurut Erick, Indonesia mampu menurunkan harga komoditas satu ini karena telah berhasil menerapkan program biodiesel 30% atau B30. Sedangkan, negara lain belum ada yang mengambil langkah tersebut. “Karena itu kan kita sudah antisipasi beberapa bulan lalu, salah satunya kita terapkan B30, dengan adanya B30 ketergantungan daripada impor minyak bisa lebih ditekan,” ujar Erick ditemui di Posko Pengungsi Teluk Naga, Tangerang, Minggu (5/1/2020).
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru meresmikan implementasi program B30 pada 23 Desember 2019 lalu. Dengan demikian, Indonesia tercatat sebagai negara pertama yang mengimplementasikan B30 di dunia. Selain penerapan B30, Erick punya rahasia lain. Menurutnya, belakangan pemerintah sudah mulai membatasi tender pengadaan bahan bakar lewat perantara. “Kita sudah mulai tender bukan melalui perantara tapi langsung kepada perusahaan yang menghasilkan minyak supaya kita bisa cut untuk memangkas dari pada margin yang tidak perlu sehingga harganya jelas lebih murah US$ 5- US$ 6,” katanya.
Akan tetapi, Erick menegaskan pihaknya tidak berniat untuk mengusir perantara dari tender pengadaan bahan bakar tersebut. Namun, lebih mengedepankan keputusan yang bijak demi kepentingan bersama. “Bukan berarti kita mengusir perantara tapi kalau selama harganya baik, tidak transparan dan sogok menyogok, apalagi sengaja merusak pipa atau tangki, mohon maaf itu yang harus dilawan dan tentu terus akan kita tekan dengan hal-hal lain,” paparnya.
Erick menambahkan pemerintah juga menjaga harga BBM dalam negeri tetap stabil dengan alternatif lainnya. “Yang namanya impor migas bukan hanya jangka pendek tapi menengah dan panjang harus dilakukan bertahap dengan kilang minyak dan bagaimana lifting minyak dan sumur minyak yang ada di Pertamina harus segera dikerjasamakan dengan berbagai pihak ga bisa dikontrol sendiri dengan Pertamina supaya ada sumber baru untuk minyak,” tutupnya.
Harga BBM turun di awal tahun 2020. Mulai dari Pertamina yang merupakan badan usaha pelat merah, maupun Total dan Shell yang merupakan badan usaha milik swasta. Ketiganya kompak menurunkan harga BBM. Shell menjadi yang paling duluan menurunkan harga, mereka menurunkan harga sejak 1 Januari 2020. Disusul Total yang menurunkan harga pada 3 Januari 2020. Pertamina sendiri baru per hari ini, Minggu, 5 Januari 2020 menurunkan harga BBM-nya.
Padahal, belakangan harga minyak naik hingga lebih dari 4% harga sebelumnya. Kenaikan terjadi menyusul insiden pembunuhan perwira militer senior Iran Qasem Soleimani oleh tentara Amerika Serikat (AS). Dikutip dari AFP, harga minyak jenis Brent naik 4,4% ke level US$ 69,16 per barel setara Rp 968.240 (kurs Rp 14.000). Sementara itu untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 4,3% ke US$ 63,84 per barel setara Rp 893.760 (kurs Rp 14.000).
Sumber : detik.com