Pemprov Sulut Gandeng FKUB Gelar Sosialisasi Toleransi dan Kerukunan

0
112

TNews, Manado – Pemerintah provinsi Sulawesi Utara (Sulut), melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KesbangPol) dan bekerjasama dengan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Sulut, Senin (27/01/2020) menggelar sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Dalam Kehidupan Beragama di Provinsi Sulawesi Utara, yang dilaksanakan di gedung Ex DOPRD Sulut Sario Manado.

Tampil sebagai pembicara utama Pdt Lucky Rumopa, STh, Kaban Kesbangpol Steven Evans Liow, S.Sos, MSi dan Drs.Hi MS Anwar Sandiah.

Lucky Rumopa menyebutkan pentingnya kita memelihara rasa damai dan persaudaraan sebagai umat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai modal untuk meningkatkan rasa toleransi antar sesama umat beragama, yang memang sudah ada sejak lama di daerah ini. “Ketika kita berbicara Toleransi hal ini tentunya bukan hal yang baru, sehingga perlu untuk terus digaungkan dan ditingkatkan terutama untuk generasi muda, ketika menghadapi berbagai perubahan dan teknologi,” kata Rumopa.

Sementara itu Kaban Kesbang dalam kapasitas sebagai pemerintah, menekankan hubungan baik antara agama dan pemerintah dalam menciptakan situasi keamanan yang baik. Keamanan yang kondusif merupakan penunjang keberhasilan pembangunan, bahkan investasipun bergairah dengan adanya jaminan keamanan yang salah satu indikatornya dihasilkan dari situasi yang damai baik dalam internal agama, antar agama maupun antara agama dan pemerintah. “Kita harus menjaga bersama situasi yang kondusif terutama menjaga dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama, Torang Samua Ciptaan Tuhan. Sekali lagi ditekankan untuk adik-adik sebagai generasi penerus, untuk terus menjaga dan memelihara serta meningkatkan Toleransi sesame umat beragama, sehingga kerukunan ini dapat berlangsung terus di Sulawesi Utara,” imbuh Kaban.

Anwar Sandiah dalam pemaparannya mengatakan Mapalus sebagai kearifan lokal masyarakat, mampu merekatkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Sulut yang heterogen dan menghapus perbedaan, sehingga kerukunan ini terwujud dan mampu mewujudkan kebajikan bagi setiap manusia untuk terus memelihara kerukunan dan toleransi, tanpa memandang agama.

“Kepentingan masyarakat yang pluralistic ini bermacam-macam, namun dengan adanya komitmen moral dan etika yang baik sebagai manusia sebagai mahluk termulia sesuai dengan keyakinan agama yang ada,” kata Sandiah.

Para peserta yang rata-rata adalah siswa SMA ini, terlihat memberi perhatian dalam kegiatan sosialisasi, bahkan sempat berinteraksi dengan para narasumber yang ada. (PCV)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.