TNews, JAKARTA – Indonesia saat ini masih impor sejumlah hasil perikanan termasuk dari China. Yang bikin ironis, China kerap mengambil hasil laut di perairan Indonesia, salah satunya Natuna. Lalu apa kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo?
Edhy tak menampik bahwa Indonesia masih impor hasil perikanan yang salah satunya dari China. Tapi apakah ikan yang diimpor diambil dari perairan Indonesia, Edhy tak menjawab.Dia menjelaskan, Indonesia memang perlu impor karena tidak semua hasil perikanan ada di laut Indonesia.
“Kita mengimpor ikan ada, tidak hanya dari China, kita kan nggak punya salmon, salmon dari mana saja itu, makarel kan kita nggak ada,” kata Edhy saat diwawancara detikcom baru-baru ini.
Memang ada hasil perikanan yang diimpor padahal di laut Indonesia pun ada. Biasanya itu untuk memenuh kebutuhan industri. Alasannya karena industri harus menjaga ketersediaan bahan baku.
“Beberapa ikan yang dipakai bahan industri yang kita sendiri punya tapi diproduksi sangat sedikit terpaksa harus kita impor untuk memenuhi kebutuhan industri. Kita nggak boleh juga tutup mata terhadap pertumbuhan industri yang sekarang ini ada,” tambahnya.Dihubungi terpisah, Pengamat Perikanan Suhana menjelaskan, produk perikanan yang masih diimpor dari China ke Indonesia adalah cumi. Berdasarkan data yang dia paparkan, jumlahnya adalah 2 ribu ton per September 2019.
“Impor cumi itu 2019 ini ada 2.000 ton sampai September,” kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (12/1/2020).
Selain cumi, Indonesia juga impor produk perikanan lainnya. Paling banyak adalah makarel dan tepung ikan. Namun menurutnya cumi yang paling banyak diambil di perairan Laut China Selatan yang mencakup perairan Natuna.
Dia tak bisa memastikan apakah ikan yang diambil China di perairan Indonesia kemudian diimpor ke Indonesia. Tapi tak tertutup kemungkinan dalam praktiknya hal itu terjadi. “Nah mungkin cumi ini yang banyak ditangkap dari laut China Selatan. Sebagian mungkin masuk ke kita,” sebutnya.
Sumber : Detik.com