TNews, Olahraga – Coba tebak berapa banyak seseorang mengambil napas per harinya? Menurut American Lung Association, manusia mengambil sekitar 20.000 setiap harinya. Setiap napas yang masuk ini akan melalui sistem pernapasan, mulai dari hidung, tenggorokan, trakea, dan paru-paru. Nantinya oksigen dari napas ini akan dialirkan ke seluruh pembuluh darah, lalu masuk ke masing-masing sel tubuh.
Nah, dari banyaknya sistem pernapasan itu, paru-paru menjadi organ yang paling vital. Tapi, ada kalanya organ yang satu ini bisa diserang berbagai penyakit. Misalnya, bronkitis.
Bronkitis sendiri merupakan kondisi peradangan bronkus (dinding dalam saluran pernapasan utama) akibat infeksi, alergi, asap, dan sebagainya. Nah, bila saluran pernapasan ini mengalami iritasi, maka akan terbentuk lendir yang tebal di dalamnya. Kondisi ini bisa menyumbat, sehingga menghalangi udara mencapai paru-paru. Makanya, tak heran bila gejala yang dapat terjadi bisa berupa batuk berdahak yang mengandung banyak lendir, kesulitan bernapas, dan dada terasa sesak.
Dari banyaknya hal yang bisa menyebabkan bronkitis, kebiasaan merokok merupakan yang paling sering jadi biang keladinya. Pasalnya, di setiap hisapan rokok amat berpotensi untuk merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru (rambut silia).
Padahal, rambut silia ini punya peran untuk menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan mukosa atau lendir yang berlebihan. Yang bikin resah, zat yang terdapat dalam rokok bisa menimbulkan kerusakan permanen pada silia dan lapisan dinding bronkus. Imbasnya, kotoran pun tak bisa dikeluarkan dan dibuang dengan normal. Alhasil, lendir dan kotoran akan menumpuk di dalam paru-paru. Nah, inilah yang nantinya bisa membuat sistem pernapasan jadi rentan terinfeksi.
Nah, agar paru-paru terhindar dari berbagai penyakit, maka sudah seharusnya kita menjaga dengan baik organ. Cara paling sederhana adalah menerapkan pola hidup sehat. Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan menjauhi faktor-faktor risiko yang bisa menimbulkan masalah paru, seperti merokok.
Nah, omong-omong soal olahraga ini, olahraga apa sih yang baik untuk menjaga agar paru-paru tetap sehat?
- Renang
Pada dasarnya, olahraga tertentu memang bisa membuat paru-paru tetap sehat. Olahraga ini bisa membuat seseorang jauh lebih baik dalam mengangkut dan menggunakan oksigen. Salah satu contohnya adalah renang. Berenang mampu meningkatkan volume darah, sehingga lebih banyak oksigen yang masuk ke dalam paru-paru dan otot serta lebih efisien dalam pelepasan karbon dioksida.
Renang memang dapat membuat paru-paru tetap sehat. Ketika berenang, seseorang melakukan latihan pernapasan, seperti mengambil, menahan, dan mengeluarkan napas. Ini bisa meningkatkan efektivitas dari paru-paru, sehingga bisa bekerja lebih optimal dan sehat.
- Jalan Kaki
Olahraga yang satu ini semestinya dapat menjadi satu pilihan bentuk olahraga dengan intensitas rendah hingga sedang yang bermanfaat bagi tubuh. Untuk menjaga paru-paru tetap sehat, cobalah rutin melakukan olahraga ini selama 30 menit setiap harinya. Rutin berjalan kaki bisa meningkatkan kapasitas pernapasan dan kualitas hidup. Di samping itu, aktivitas fisik ini juga bisa membantu memberikan energi untuk tubuh dan memperkuat paru-paru.
- Latihan Pernapasan
Ahli di University of Missouri mengatakan kalau latihan pernapasan dengan perut bisa memperkuat dan membersihkan paru-paru. Caranya mudah kok, mulai lah dengan berbaring terlentang dan tangan diletakkan di atas perut dengan telapak di bagian bawah tulang rusuk. Lalu, ambilah napas secara perlahan dan dalam, sehingga memungkinkan diafragma memperluas.
Setelah menahan napas sejenak, buanglah napas secara perlahan. Untuk hasil yang maksimal, lakukan latihan ini selama lima menit sambil berbaring santai dan mata tertutup. Ini dilakukan untuk menarik oksigen ke bawah paru-paru.
- Yoga
Yoga dirancang khusus untuk membantu tubuh dalam melepaskan racun dari otot dan organ. Melakukan yoga pernapasan selama 15–30 menit setiap harinya bisa membantu tubuh menghilangkan racun di paru-paru.
Ada penelitian menarik dari BKS Iyengar, pelopor yoga yang sering dijadikan rujukan terapi yoga. Ketika mengamati dampak pola latihan yoga yang tak terputus selama puluhan tahun terhadap kesehatannya memperlihatkan hasil yang memukau. Penelitian itu dilakukan saat Iyengar berusia 80 tahunan. Dari hasil telaah fisiologis memperlihatkan, elastisitas kulit, kerja organ paru-paru, jantung serta pencernaannya masih seperti orang yang berusia 20-an tahun.
Sumber : halodoc.com