TNews, Jakarta – Pendiri dan deklarator PAN, Abdillah Toha merasakan pilu ketika kongres V PAN di Kendari diwarnai kericuhan ‘perang kursi’. Toha menyebut Amien Rais sebagai orang yang bertanggung jawab atas hal ini. “Sebagai salah seorang pendiri, saya merasa pilu. PAN didirikan pada masa awal kejatuhan Soeharto sebagai partai reformis. Memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan yang bersih dan adil. Harapan yang membubung tinggi saat itu sedikit demi sedikit terkikis habis berkat nafsu politik beberapa orang,” kata Abdillah Toha dalam tulisannya yang diterima oleh, Kamis (13/2/2020).
Abdillah Toha mengakui bahwa kini PAN perlahan telah bermetamorfosis menjadi partai pragmatis. Dia mencatat, Amien Rais adalah tokoh PAN yang paling bertanggung jawab atas perubahan PAN ini. “Pada perkembangan tahun-tahun berikutnya, tidak bisa dicatat lain kecuali bahwa yang paling bertanggung jawab adalah tokoh utama pendiri PAN Amien Rais (AR). Seorang yang awalnya idealis berubah menjadi harimau yang siap menerkam siapa saja yang berlawanan dengannya,” lanjut Abdillah.
Dia menuturkan, sejak tidak lagi menjabat sebagai ketua MPR dan kemudian kalah telak dalam pemilu presiden 2004, Amien Rais menjadi tokoh yang memanifestasikan frustasinya kedalam berbagai manuver politik yang mencengangkan. Meskipun, Abdillah pernah mengenang Amien Rais sebagai ilmuwan politik yang mumpuni. “AR sebenarnya seorang ilmuwan dan praktisi politik yang mumpuni. Tapi entah kenapa, dia juga merasa sebagai orang yang paling pantas memimpin negeri ini. Di benaknya, tidak ada calon pemimpin yang lebih hebat darinya. Jokowi dipandangnya sangat rendah,” kenangnya.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh senior pendiri PAN beberapa kali mengingatkan AR agar berhenti bermanuver murahan dan menempatkan dirinya sebagai guru bangsa seperti rekannya di Muhammadiyah Buya Syafii Maarif. Namun, kata Abdillah, AR tak menggubrisnya.
Dia mengatakan, AR kerap melakukan intervensi terhadap partai berlambang matahari putih itu. Menurutnya, secara tak langsung, pengurus PAN harus meminta restu pada Amien Rais. “Bukan itu saja. Sejak AR resmi bukan pimpinan PAN, kongres PAN hanya memilih pengurus yang direstui AR. Tidak ada yang berani berbeda. Intervensi AR dalam kongres sering dilakukan secara kasat mata. Begitu pula dalam menentukan siapa yang boleh jadi calon legislatif dari PAN, daerah pemilihannya, dan nomor urutnya,” tuturnya.
Abdillah Toha sudah lama merasakan Amien Rais sebagai penghambat kemajuan partai. Namun, sejak kongres V PAN kemarin, dia melihat dominasi AR di PAN telah berakhir. “Dominasi AR pada PAN sudah lama dirasakan sebagai penghambat kemajuan partai itu. Namun baru pada kongres kemarin tampaknya muncul keberanian untuk mengakhirinya,” imbuhnya.
Sumber : detik.com