TNews, KOTAMOBAGU – Maksimalkan persiapan jelang penilaian Sekolah Adiwiyata, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotamobagu menggelar rapat bersama Kepala Sekolah (Kepsek), tingkat Dasar, dan Menengah Atas Pertama se-Kotamobagu yang belum pernah mendapat gelar Sekolah Adiwiyata, di kantor DLH, Rabu, (19/02/2020).
Rapat ini dihadiri Assisten II Pemkot Kotamobagu, Gunawan Damopilii, dan Sultje Kamasaan, untuk berbagi seputar kiat bagaimana SDN 2 Kotamobagu bisa mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata.
“Bagaimana kita mengupayakan agar lingkungan bisa tetap terjaga. Dengan berusaha menjaga lingkungan, kita berinvestasi banyak hal, bukan hanya hidup lebih bersih, dan sehat, tapi lebih berkualitas,” kata Gunawan.
Menurut Gunawan, lingkungan sekolah yang bersih, pada sebenarnya juga turut mendorong mutu pendidikan lebih baik. “Siswanya sehat, lingkungan asri, menarik, membuat anak-anak siswa didik dan guru menjadi lebih nyaman. Bukan hanya untuk mengejar penghargaan secara normatif saja. Tapi, bagaimana mencapai kemaslahatan bersama,” ujar Gunawan.
Senada, Suljte Kamasaan mengatakan untuk mengubah sekolah menjadi lebih bersih dan menarik, tidak sulit. Hanya menata sedemikian rupa dan memanfaatkan barang bekas yang ada. “Simpel saja, berdasar pengalaman saya, saya hanya membuat kaleng-kaleng bisa lebih bermanfaat, menjadikannya wadah untuk menanan bunga. Mengupayakan semua agar berpihak pada lingkungan. Menanam bunga, jangam menebang pohon, menjaga kebersiahan,” jelas Sultje.
Komitmen untuk memulai-lah, lanjut Sultje, yang menjadi faktor penting untuk bisa mewijudkan sekolah yang lebih baik dan bersih. “Karna ini terus menerus, memberikan pemahaman bagi siswa, memisahkan sampah organik dan non organik. Menjaga kebersihan setiap harinya. Tidak hanya sehari. Memanfaatkan barang bekas: ban, kaleng, plastik, menjadi lebih indah dan bernilai. Perlu diingat, untuk sekolah Adiwiyata itu tidak harus mewah, sehingga seharusnya, tidak ada alasan untuk infrastruktur tidak menunjang,” pungkas Sultje.
Terpisah, Kepala Bidang, Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, DLH Kotamobagu, Irwan Paputungan, mengatakan, pelaksanaan penilaian ini sampai bulan April. Untuk tim penilai masih menunggu Surat Keputusan (SK) Walikota. “Timnya ada dari Dikdis Kotamobagu, Provinsi, DLH, Kemenag Agama, juga media massa. Poin yang dinilai terutama IPMLH sebagai tujuan sekolah Adiwiyata. Bukan berpatokan pada infrastrukturnya,” singkatnya.
Diketahui, ‘Sekolah Adiwiyata’ diberikan pada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata sendiri merupakan sebuah program dengan tujuan untuk mewujudkan sekolah yang demikian. Program ini dilaksanakan dengan berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Sekolah Adiwiyata juga merupakan gelar bagi sekolah yang dianggap sudah baik dan ideal sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan serta norma dan etika bagi siswa-siswinya sehingga dapat menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan.
Neno Karlina