Mengenal Sosok Lexsy Mamonto, Putra BMR Yang Menjabat Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Sulut

0
1131
Lexsy Mamonto saat dilantik sebagai wakil ketua Pengadilan Tinggi Sulut beberapa waktu lalu

TNews, PROFIL – Berwibawa dan pendiam adalah kesan pertama tatkala bertemu dengan sosok yang satu ini. DR Hi Lexsy Mamonto, SH, MH, seorang hakim merupakan putra terbaik tanah Totabuan, yang saat ini menjabat wakil ketua pengadilan tinggi (PT) Sulawesi Utara (Sulut).

Namun harus dipahami, karena gambaran seorang hakim, harus berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela. Jujur dalam menilai, adil dalam mengambil keputusan serta berkelakuan tidak tercela dapat membangun kepercayaan masyarakat akan putusan yang diambil oleh seorang hakim.

Pria kelahiran Moyag yang akrab disapa ini Papa Rio ini meluangkan waktunya disela-sela kesibukannya untuk berbincang dengan ketua Bakid Pemuda BMR Novel Damopolii. “Menjadi seorang hakim berarti memilih jalan padang yang sepi” ungkap Papa Rio kepada Bakid pemuda BMR.

Lexsy Mamonto saat dilantik sebagai wakil ketua Pengadilan Tinggi Sulut beberapa waktu lalu

Kata Lexsy, dirinya harus menghilangkan perasaan memihak. Karena memihak berarti membuat segala hal menjadi tidak adil, jangan sampai saya menjadi subjektif,” katanya kepada Bakid BMR, Minggu, 16 Februari 2020 di kediamannya di Moyag.

Sepanjang menjalani profesinya sebagai Hakim, banyak hal telah dilalui. Untuk menjadi Hakim Tinggi di tingkat Provinsi, salah satu syaratnya adalah pernah menjadi Ketua atau Wakil ketua di Pengadilan Negeri (PN) kelas atau tipe 1 A khusus. “Saya pernah menjadi Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat , itu PN kelas 1 A khusus,” ujarnya.

Menjadi seorang Hakim Tinggi juga membutuhkan beberapa persyaratan yang bersifat prestasi dan rekam jejak cemerlang lainnya.

Banyak tantangan, godaan selama menjadi seorang Hakim. Tak jarang banyak pihak berusaha memanfaatkan kedekatan atau mengenal keluarganya demi kepentingan pribadi atau golongan.

“Saya berusaha menjaga diri, tentunya ada kekhawatiran bahwa kedudukan saya mungkin dimanfaatkan oleh pihak lain. Insya Allah dengan pertolongan dan penjagaan Allah SWT, saya bisa melewati tantangan dan godaan itu. Saya sadari besarnya tanggung jawab seorang hakim dalam memutuskan keadilan, karena ini berdampak terhadap kehidupan orang lain, bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa hakim itu ada tiga macam. Satu di surga dan dua di neraka. Hakim yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum berdasarkan kebenaran itu maka ia masuk surga. Hakim yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum bertentangan dengan kebenaran maka ia masuk neraka, dan hakim yang menetapkan hukum dengan kebodohannya maka ia masuk neraka”, penegasan papa Rio sebagaimana dalam hadits yang di riwayatkan oleh Abu Dawud.

Ketika ditanyakan bagaimana rasanya menjadi seorang hakim dan menjadi seorang ayah dirumah. Papa Rio mengatakan lebih enak menjadi seorang Ayah. “Menjadi ayah berarti lebih santai, bisa lebih terbuka dengan keluarga. Namun sebagai hakim, terhadap istri dan anaknyapun saya tidak mau memberi tahu putusan apa terhadap suatu perkara. Saya wajib menjaga rahasia. Saya harus berlaku seperti Pejabat Negara, sebagai hakim karena perkara putusan itu rahasia” jelasnya.

Papa Rio mengaku bersyukur bahwa keluarganya sangat mendukung profesinya sebagai hakim. “lstri dan anak-anak saya mengatakan bahwa jabatan itu amanah, jadi harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Karena pertanggung jawaban di Akhirat sangat berat apabila kita tidak mampu memikul amanah itu,” tutupnya.

 

Tim TNews

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.