TNews, Kotamobagu – Tim Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Kota Kotamobagu bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut), menggelar Rapat Penyusunan Rencana Program Kerja Pengendalian Inflansi Daerah, di Hotel Sutan Raja, Kamis, (20/02/2020).
Wakil Walikota Kotamobagu, Nayodo Kurniawan dalam sambutanya mengatakan, kegiatan ini sangat penting untuk diikuti oleh semua stekholder, kaitan dengan inflansi di daerah yang kita cintai bersama. “Pada tahun 2020, pemerintah akan melakukan berbagai program dan kegiatan untuk stabilitas harga, untuk meningkatkan dan menyeimbangkan konsumsi dan ketahanan pangan oleh instansi teknis di lingkup pemkot Kotamobagu,” kata Wawali.
Selain itu, dalam rangka menekan inflansi daerah, pemkot Kotamobagu mendorong peningkatan produksi holtikultura, termasuk juga melakukan kegiatan pasar murah di wilayah Kotamobagu, selain juga melakukan program pembinaan dan pengawasan bisang perkembangan. “Di mana ini, akan menjadi titik ukur untuk pemantauan ketersediaan, sehingga bisa meminimalkan tingkat kesulitan masyarakat, dan mendorong tercapainya keadilan dan kemaslahatan bersama,” pungkas Wawali.
Sementara itu, Kepala BI, perwakilan Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, untuk skala Sulut kami ada program untuk membuat sentra produksi pangan, agar bisa menyesuaikan harga jual di pasar, termasuk juga ketersediaannya. “Di Kotamobagu, cabe dan bawang merah juga sangat bagus. Bagaimana kemudian kita mengupayakan agar harga jual dari pedagang dan pengecer, bisa disesuaikan agar tidak mengorbankan masyarakat,” katanya.
Dijelasknanya, di bursa jual pangan, BI juga menginisiasi agar ada koperasi yang membantu menstabilkan harga jual di pasar. “Jadi mereka (Pengecer) tidak perlu meminjam pada rentenir, bisa memanfaatkan koperasi ini, dengan begitu kita berharap tidak terjadi harga jual yang tinggi yang mebuat daya beli dan ketersediaan berkurang, yang bisa turut berdampak pada inflansi,” ujarnya.
Neno Karlina