TNews, SULUT – Virus corona masih jadi topik hangat yang diwaspadai semua negara. Di Manado, pasar Tomohon hentikan penjualan kelelawar yang diduga penyebar virus corona.
Sejak kemunculan virus corona di Wuhan, China, kelelawar diduga kuat sebagai penyebar virus mematikan ini. Beberapa pakar menduga kelelawar menjadi ‘rumah’ dari virus corona.
Kelelawar sendiri menjadi salah satu komoditas hewan liar yang diperjualbelikan dalam keadaan hidup di Pasar Seafood Hunan. Pasar ini adalah tempat pertama kali virus corona ditemukan.
Mengenai konsumsi kelelawar, orang China biasanya mengolah kelelawar sebagai sup. Kelelawar diolah dalam keadaan utuh. Konon rasanya enak dan lebih gurih dari daging unggas. Namun semenjak kemunculan virus corona, pemerintah China telah mengeluarkan larangan konsumsi kelelawar dan hewan liar lainnya.
Di Indonesia sendiri, kelelawar juga banyak dikonsumsi di kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Pasar di sana memperjualbelikan kelelawar dan hewan liar lain seperti ular sampai tikus. Suasananya mirip dengan Pasar Seafood Huanan di Wuhan.
Seiring merebaknya virus corona ke negara-negara Asia lain, kota Tomohon juga waspada. Pasar Tomohon kabarnya berhenti menjual kelelawar, anjing, kucing, dan hewan lainnya. Dikutip dari Bloomberg (5/2), hal ini sudah berlangsung sejak akhir Januari 2020 karena diperintahkan oleh walikota Manado.
“Kami bertemu dengan para pedagang (Pasar Tomohon) untuk memberi informasi soal bahaya virus corona dan memerintahkan mereka untuk berhenti menjual kelelawar dan ular,” kata Isye Liuw, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tomohon.
Pemerintah kota juga telah memperketat pengecekan truk-truk. Gunanya untuk menghentikan transportasi perdagangan hewan-hewan liar yang masuk ke kota.
Sementara itu olahan kelelawar sudah tidak lagi dijual lagi, termasuk di restoran-restoran di Manado. Mereka tidak lagi menyediakan paniki, olahan kelelawar khas dengan kuah santan.
Sumber : Detik.com